Nelayan Pantai Baron Gunung Kidul panen jingking

id nelayan

Nelayan Pantai Baron Gunung Kidul panen jingking

Hasil tangkapan nelayan Pantai Baron, Kabupaten Gunung Kidul, DIY (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antara) - Nelayan di Pantai Baron, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menangkap jingking sehingga hasilnya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Salah seorang nelayan Pantai Baron Ngadino di Gunung Kidul, Rabu, mengaku beruntung dapat menangkap jingking dalam jumlah banyak karena beberapa bulan terakhir hasil tangkapan ikan nelayan sedang merosot.

"Setiap kali menjaring, rata-rata mengakap jingking sebanyak 40 hingga 50 kg. Harga jingking di tingkat nelayan berkisar Rp4.000 sampai Rp5.000 per kg. Hasilnya lumayan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari," kata Ngadino.

Seorang nelayan Pantai Baron lainnya, Jumirah mengatakan tangkapan jingking mulai meningkat sejak dua pekan terakhir, dimana hewan tersebut dapat dijumpai di kawasan sekitar aliran sungai Pantai Baron.

Hal ini cukup membantu nelayan yang beberapa minggu terakhir paceklik ikan. Sejumlah warga mengaku bisa memperoleh 40 kg dalam satu hari.

"Kami biasanya menangkap jingking menggunakan jaring, dalam sehari bisa 40 kg," katanya.

Sebelum diolah, Jumirah mengatakan bahwa jingking harus dijemur di pasir terlebih dahulu agar mati. "Usai dijemur, jingking bisa dimanfaatkan oleh warga sini," kata dia.

Selain dibuat cemilan berupa rempeyek jingking, Jumirah mengatakan hewan tersebut juga dimanfaatkan oleh warga sebagai campuran hewan ternak milik mereka.

"Biasanya buat makan ayam, lele maupun bebek, kalaupun mau diolah harus direbus dahulu baru dibuat rempeyek," ungkapnya.

Jumirah mengatakan masa panen jingking bisa terbilang cepat, di mana hewan tersebut hanya akan keluar pada bulan tertentu berkisar antara bulan Juli-September saja. "Setelah itu menghilang kembali," katanya.

Sementara itu, salah seorang nelayan Pantai Baron Sumariyono mengatakan saat ini tangkapan ikan tengah menurun drastis.

"Tangkapan nelayan menurun dikarenakan gelombang tinggi," katanya.

Sumariyono menjelaskan saat ini dalam sekali melaut, nelayan hanya bisa mendapatkan tangkapan ikan sebesar lima belas kilogram ikan segar, padahal pada hari normal tangkapan nelayan bisa mencapai lima puluh kilogram. "Kalau cuma menangkap lima belas kilogram juga rugi besar," ungkapnya.

(KR-STR)