FSAK harapkan seni angguk masuk kurikulum sekolah

id angguk kulon progo

FSAK harapkan seni angguk masuk kurikulum sekolah

Kesenian Angguk, salah satu kesenian tradisional unggulan Kabupaten Kulon Progo (Foto antarayogya.com)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Forum Seniman Angguk Kulon Progo di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah setempat memasukkan seni itu ke dalam kurikulum sekolah.

Ketua Forum Seniman Angguk Kulon Progo (FSAK) Akhid Nuryati di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan, sebagai salah satu potensi lokal yang sangat populer di daerah ini, seni angguk perlu dilestarikan dan dikembangkan secara serius.

"Pemkab harus melakukan penguatan kelompok, pengembangan sarana prasarana serta inovasi penampilan. Selain itu, perlu pula diupayakan agar masuk kurikulum sekolah," kata Akhid.

Ia mengatakan Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 18 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Pendidikan Karakter, diamanatkan agar potensi lokal masuk dalam kurikulum sekolah. Sehingga siswa bisa memahami potensi lokal yang ada di Kulonprogo. Termasuk angguk yang merupakan potensi lokal unggulan di bidang kesenian.

Untuk merealisasikan wacana ini, lanjut Akhid, perlu dilakukan sosialisasi secara intensif dengan semua stakeholder pendidikan. Baik Dinas Pendidikan, pemerhati pendidikan, sekolah maupun siswa, agar masuknya angguk dalam kurikulum sekolah bisa diterima masyarakat luas.

"FSAK harus mengupayakan agar semua group angguk mampu mengembangkan manajemen dan materi yang diperlukan untuk pengembangan seni angguk. Sehingga pada saatnya nanti seniman angguk bisa berkontribusi secara optimal dalam pembelajaran angguk di sekolah-sekolah. Baik yang konvensional maupun yang inovatif," kata Akhid.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulon Progo Joko Mursito menyambut baik wacana tersebut. Kesenian angguk sebagai salah satu ikon daerah, keberadaan angguk belum bisa membumi. Belum seperti keberadaan reog di Ponorogo yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat.

Masuknya angguk dalam kurikulum sekolah, menurut Joko, merupakan terobosan agar angguk bisa lebih diterima oleh masyarakat. "Sekaligus sebagai media pelestarian dan sosialisasi kesenian angguk bagi generasi muda," katanya.

Ketua kelompok angguk `Sekar Kemuning Girimulyo Sakiman mengatakan dirinya sudah mengajarkan tari angguk sebagai pelajaran tambahan di beberapa SD di wilayah Desa Jatimulyo, Girimulyo.

Menurut dia, siswa cukup antusias untuk mengikuti latihan yang ia ajarkan. "Namun dari sekian murid yang ikut belajar hanya sebagian kecil yang kemudian aktif sebagai penari angguk, " imbuh Sakiman. ***4***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024