Bantul gagas program pertukaran wisatawan pelajar

id wisatawan pelajar

Bantul gagas program pertukaran wisatawan pelajar

ilustrasi wisatawan (Foto Antara)

Bantul (Antara) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggagas program pertukaran wisatawan pelajar dengan sejumlah kabupaten di Jawa Timur untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan di daerah ini.

"Dalam rangka menggenjot `length of stay` ada program pertukaran wisatawan pelajar, setidaknya sudah ada enam kabupaten di Jatim yang siap menjalin kerja sama," kata Plh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Lies Ratriana di Bantul, Senin.

Enam kabupaten di Jatim itu yakni Malang, Jember, Mojokerto, Blitar dan Banyuwangi, serta Banyuwangi.

Ia mengatakan dengan Pemkab Banyuwangi, Bantul sudah melakukan penandatangan MoU yang langsung dilakukan Wakil Bupati Abdul Halim Muslih beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, program pertukaran wisatawan pelajar itu diupayakan bisa dijalankan secara bertahap yang dimulai pada tahun ini mengingat proses untuk menjalin kerja sama dengan daerah lain membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Program pertukaran wisatawan pelajar ini terus digodog, namun rencananya mulai tahun ini dengan semampu kami. Jadi nantinya pelajar sekolah di wilayah itu berkunjung ke Bantul, dan sebaliknya pelajar sekolah sini berkunjung ke sana," katanya.

Lies mengatakan, dalam program pertukaran pelajar ini nantinya akan diarahkan untuk mengunjungi desa-desa wisata, mengingat di Bantul yang terdiri dari 17 kecamatan terdapat sekitar 30 desa wisata dengan berbagai potensi dan budaya masing-masing.

"Kemungkinan diarahkan di desa wisata-desa wisata, sehingga otomatis menginap di desa itu, jadi arahnya ke situ. Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan kunjungan dan lama tinggal wisatawan di desa wisata," katanya.

Apalagi, kata dia, tren kunjungan wisatawan akhir-akhir ini lebih banyak ke desa-desa wisata dengan nuansa perdesaan serta pemandangan khas masyarakat asli, sekaligus menikmati suguhan seni budaya yang telah menjadi tradisi di desa itu.

"Setelah program ini berjalan kita akan melihat apa ada peningkatan lama tinggal wisatawan signifikan atau tidak. Karena indikator keberhasilan dalam bidang pariwisata adalah peningkatan kunjungan wisatawan," katanya.

(KR-HRI)