Wabup: sekolah tidak menahan ijazah siswa miskin

id Wabup: sekolah tidak menahan ijazah siswa miskin

Wabup:  sekolah tidak menahan ijazah siswa miskin

Ilustrasi pendataan siswa pemegang KMS (Foto antarafoto.com) (antarafoto.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengatakan sekolah menengah atas di kabupaten itu tidak ada yang menahan ijazah siswa dari keluarga miskin karena alasan biaya pendidikan.

"Bagi warga yang kita nyatakan miskin sesuai data BPS itu ada pembebasan kewajiban keuangan, sehingga tidak mungkin ijazah kita tahan meski sejak awal tidak membayar biaya sekolah," katanya di Bantul, Rabu.

Menurut dia, untuk menjamin bahwa sekolah tidak menahan ijazah siswa dari keluarga miskin itu, Pemkab Bantul melalui APBD kabupaten mengalokasikan anggaran untuk biaya pendidikan siswa miskin sejak kelas 10 sampai kelas 12.

Ia mengatakan, sesuai data Badan Statistik Pusat (BPS) jumlah keluarga miskin di Bantul hampir sekitar 15 persen dari total penduduk Bantul yang sekitar 250 ribu rumah tangga, sehingga biaya pendidikannya ditanggung pemkab.

"Angka kemiskinan kita menurut angka dari BPS hampir 15 persen, kita tambahi satu persen dan dibulatkan menjadi 15 persen. Bahkan APBD Bantul 2017 kita alokasikan anggaran untuk siswa miskin," katanya.

Meski pemkab sudah mengalokasikan anggaran untuk biaya pendidikan siswa miskin, namun, kata Wabup, masih saja ada alumni atau siswa yang sudah lulus, ijazahnya masih berada di sekolah, namun bukan karena ditahan.

"Problemnya adalah saat ini banyak ijazah itu tertahan karena banyak faktor, ada yang memang ijazah belum diambil, ada yang memang tidak butuh itu (ijazah)," katanya.

Selain itu, kata dia, ada siswa yang belum melunasi biaya pendidikan selama duduk di bangku kelas 10 sampai 12, dan setelah dilakukan verifikasi dan validasi di lapangan berasal dari keluarga mampu, tapi tidak membayar.

"Ini kan soal mentalitas dan menjadi keprihatinan kita semua, apalagi sekarang ini warga mencari surat keterangan tidak mampu begitu mudahnya, misalnya orang punya mobil bisa mendapat, mungkin lurah merasa sungkan," katanya.

(T.KR-HRI)