Yogyakarta, (Antara Jogja) - Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mendorong dosen dan mahasiswa UGM memanfaatkan peralatan laboratorium yang dimiliki lembaga tersebut untuk mendukung keperluan riset.
"Selama ini alat-alat laboratorium tersebut lebih banyak digunakan pihak luar institusi UGM. Lebih dari 50 persen layanan kami dimanfaatkan pihak dari luar UGM," kata Kepala LPPT UGM Tri Joko Raharjo di Yogyakarta, Rabu.
Pada "talkshow" bertajuk "Mengenal Lebih Dekat LPPT", Tri mengatakan setiap tahun ada 300 peneliti UGM yang rutin memanfaatkan LPPT untuk mendukung kegiatan riset mereka. Dengan jumlah mahasiswa mencapai puluhan ribu orang, seharusnya lebih dari 1.000 peneliti UGM yang menggunakan layanan LPPT.
"Padahal, layanan penelitian dan pengujian dari luar UGM setiap tahun mencapai 1.600-an kali yang berasal dari instansi pemerintah dan swasta. Kami ingin menjangkau 1.000 peneliti dari dalam UGM," katanya.
Dalam rangka meningkatkan jumlah peneliti, kata dia, LPPT terus menyosialisasikan ke seluruh mahasiswa bahwa ada program bebas menggunakan alat bagi mahasiswa S-1 selama 6 bulan, mahasiwsa S-2 selama 1 tahun, dan mahasiswa S-3 selama 2 tahun.
"Untuk menggunakan alat di LPPT mereka tinggal mendaftar dari `account` mahasiswa UGM," katanya.
Selain itu, LPPT UGM juga menggandeng 14 laboratioum di tingkat fakultas untuk bekerja sama. Hal itu dilakukan untuk melengkapi kebutuhan peralatan laboratoium yang tidak didapatkan di tingkat fakultas.
Menurut dia, di kalangan dosen dan peneliti, LPPT juga memfasilitasi kegiatan grup riset seperti grup riset bidang produk makanan halal, teknologi satelit, dan kegunungapian untuk meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi UGM.
LPPT saat ini memiliki ratusan alat laboratorium canggih untuk legiatan layanan pengujian, kalibrasi, dan kerja sama penelitian.
Bahkan, LPPT juga sudah dilengkapi peralatan dasar untuk keperluan penelitian biologi molekuler seperti PCR, RT-PCR dan DNA sequencer serta berbagai peralatan keperluan pemisahan dan karakterisasi molekul.
"Beberapa alat itu bisa untuk uji DNA, uji forensik bahkan kami sedang mengembangkan alat untuk uji virus zika," katanya.
(U.B015)
Berita Lainnya
Kasus mahasiswa magang ke Jerman tak tepat dikategorikan perdagangan orang
Jumat, 29 Maret 2024 11:17 Wib
12 mahasiswa Udinus Semarang pernah dikirim magang di Jerman
Kamis, 28 Maret 2024 21:07 Wib
1.900 mahasiswa Indonesia korban perdagangan orang di Jerman
Kamis, 28 Maret 2024 20:50 Wib
Mahasiswa IPB University menjadi agen perubahan iklim
Kamis, 28 Maret 2024 5:53 Wib
Polri: Mahasiswa magang merupakan program resmi di Jerman
Rabu, 27 Maret 2024 15:47 Wib
Mahasiswa bikin aplikasi pembelajaran Al Quran
Rabu, 27 Maret 2024 14:15 Wib
Mahasiswa UIN Saizu lestarikan seni tradisional agar tak punah
Rabu, 27 Maret 2024 9:46 Wib
Polisi periksa dua tersangka perdagangan orang berkedok mahasiswa magang kerja di Jerman
Selasa, 26 Maret 2024 14:17 Wib