Bantul (Antara) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memprediksikan luas tanaman tembakau di daerah ini pada musim tanam 2016 menurun dibanding musim tanam 2015.
"Penurunan luas tanaman tembakau di Bantul dikarenakan anomali cuaca pada tahun ini. Kondisi ini membuat petani tidak berani berspekulasi untuk menanam," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Kamis.
Menurut dia, luas tanaman tembakau se-Bantul pada musim tanam 2015 sekitar 600 hektare, sementara pada musim tanam 2016 hingga September ini sekitar 400 hektare.
Ia mengatakan tanaman tembakau merupakan komoditas yang cocok ditanam pada musim kemarau seperti sekarang ini, namun luasanya baru sekitar 400 hektare, untuk penambahan tanaman di waktu tersisa tahun ini kemungkinan sangat kecil.
"Anomali cuaca seperti ini membuat petani takut menanam tembakau dan memilih tanaman pangan lain seperti jagung, dan palawija lainnya. Tanaman tembakau itu hanya ditanam satu musim dalam setahun," katanya.
Pulung mengatakan karena luas tanaman tembakau menurun, maka produksi tembakau musim tanam tahun ini juga dipastikan menurun dibanding tahun lalu, namun penurunan bukan karena produktivitas panen yang berkurang.
"Kalau produktivitas panen tembakau di Bantul masih stabil, rata-rata sekitar sembilan sampai sepuluh kuintal tembaku rajang kering per hektare," katanya.
Menurut dia, tanaman tembakau di Bantul selama ini tersebar di beberapa kecamatan yang terdapat di Bantul sebelah timur, seperti di Imogiri, Pundong, Piyungan dan sebagian di wilayah Kecamatan Pleret.
"Luas lahan tembakau terbesar ada di Desa Selopamioro Imogiri, petani di sana (Selopamioro) menanam tembakau jenis siluk, jenis tembakau lokal yang sudah dipatenkan dan diakui Menteri Pertanian," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Kurangi kebiasaan merokok dengan tembakau alternatif, ungkap pakar
Sabtu, 9 Maret 2024 0:52 Wib
Vape dan rokok miliki kandungan berbahaya sama
Kamis, 7 Maret 2024 10:06 Wib
Tembakau alternatif alih kebiasaan merokok, klaim Akvindo
Selasa, 5 Maret 2024 7:47 Wib
Kurangi merokok, tembakau alternatif
Selasa, 20 Februari 2024 6:08 Wib
Tekan prevalensi merokok di Indonesia, tembakau alternatif
Selasa, 6 Februari 2024 5:49 Wib
Ibu setop merokok saat hamil, saran dokter
Rabu, 31 Januari 2024 4:36 Wib
Buruh dan petani tembakau Jateng resah dengan RPP Tembakau
Minggu, 24 Desember 2023 6:50 Wib
CHED ITB-AD: Butuh kerja sama kendalikan produk tembakau
Kamis, 30 November 2023 7:20 Wib