Yogyakarta (Antara Jogja) - Sebanyak 48 mahasiswa dari enam negara yaitu Nepal, Bangladesh, Philipina, Malaysia, Timor Leste dan Indonesia, berlatih bersama tentang penanggulangan risiko bencana di Yogyakarta.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai solusi pengurangan risiko bencana yang berkelanjutan memanfaatkan pendekatan ekologis," kata Ketua Pelaksana kegiatan Summer Short Course on Ecosystem Based Disaster Risk Reduction (EcoDRR) Muh Aris Marfai, di Yogyakarta, Jumat.
Ia menuturkan, bencana banjir bandang di Garut yang terjadi pada Rabu dini hari lalu menegaskan bahwa Indonesia sebagai kawasan rawan bencana.
Sepanjang 2015, katanya, setidaknya ada 162 kejadian bencana di Indonesia, dan berdasarkan data serta informasi bencana Indonesia disebutkan bahwa jumlah korban meninggal mencapai hingga 9.333 jiwa, 22.855 jiwa luka-luka, 1.418.947 mengungsi, dan 108.994 rumah rusak ringan dan 96.317 rumah rusak berat serta 274 ha luasan lahan mengalami kerusakan.
"Berdasarkan data dan analisis potensi resiko bencana tersebut, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengupayakan strategi penanggulangan bencana yang terintegrasi dengan menawarkan konsep Ecosystem Based Disaster Risk Reduction atau EcoDRR," jelas dia.
Lebih jauh, Aris Marfai menerangkan selama ini praktik EcoDRR belum banyak mendapatkan perhatian dalam konteks pengambilan keputusan.
Konsep EcoDRR, kata dia, memerhatikan optimalisasi jasa lingkungan dengan pemantauan intervensi manusia terhadap lingkungan secara berkala guna meminimalkan peningkatan resiko bencana.
Ia menambahkan, berbagai praktik seperti pengelolaan lahan berbasis masyarakat guna mencegah kekeringan, banjir maupun longsor, manajemen sumberdaya pesisir mencegah peningkatan muka air laut, tsunami ataupun abrasi, hingga pengendalian sistem hidrologis perkotaan untuk meminimalkan genangan banjir telah banyak dilakukan utamanya di negara-negara Asia.
"Tantangan kita ke depan adalah memberikan peluang integrasi perencanaan pengurangan risiko bencana agar lebih bersinggungan dengan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan," katanya. (KR-RHN)
Berita Lainnya
Sleman menyalurkan bantuan Rp18,2 miliar untuk penanggulangan kemiskinan
Kamis, 28 Maret 2024 18:12 Wib
Operasi modifikasi cuaca di Jateng selama lima hari
Selasa, 19 Maret 2024 11:27 Wib
Terjamin baik, kebutuhan pangan pengungsi banjir Semarang
Senin, 18 Maret 2024 4:50 Wib
Operasi pemulihan lingkungan pascabanjir di Demak-Kudus, Jateng hingga Maret 2024
Selasa, 27 Februari 2024 7:29 Wib
BPBD DIY menyiagakan relawan antisipasi bencana di hari pencoblosan
Selasa, 6 Februari 2024 22:03 Wib
BNPB: Sistem peringatan dini multiancaman bencana ditingkatkan
Senin, 29 Januari 2024 5:41 Wib
Wapres meninjau progres penanggulangan kemiskinan di Prambanan
Selasa, 9 Januari 2024 21:23 Wib
Dinkes pastikan saat ini tidak ada kasus polio di Yogyakarta
Selasa, 9 Januari 2024 12:25 Wib