Pemkab dekati masyarakat pemilik bangunan di pantai

id bupati gunung kidul

Pemkab dekati masyarakat pemilik bangunan di pantai

Bupati Gunung Kidul, Badingah (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat yang memiliki bangunan di sempadan pantai, khususnya Pantai Drini agar membongkar secara mandiri.

Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pihaknya melakukan pendekatan dengan rutin melakukan kunjungan ke sejumlah tokoh masyarakat pesisir Pantai Drini.

Setelah beberapa kali pertemuan, dari total 61 gasebo sekarang hanya tinggal 21 bangunan saja di sempadan pantai.

"Kami meniru Pak Jokowi, dulu saat melakukan pemindahan dengan upaya sosialisasi dengan warga agar mau membongkar sendiri bangunannya, hasilnya saat ini tinggal 21 gazebo di Pantai Drini," kata Badingah.

Ia menyambut etikat baik warga pesisir karena membongkar bangunan yang selama ini membahayakan keselamatan. Bangunan yang berada di sekitar pantai dari sisi keindahan, dan keselamatan pengunjung tidak baik. Ia berencana melakukan sosialisasi ke pantai lainnya agar pengelola mau membongkar sendiri.

"Seperti di Pantai Krakal. Dulu pedagang jualan di bibir panta, sekarang sudah mundur. Jadi penataan kawasan pantai tahap demi tahap," katanya.

Badingah berharap dengan penataan kawasan pantai, ke depan kawasan pantai menjadi destinasi yang terus dikunjungi wisatawan. "Semoga secepatnya kawasan pantai bisa tertata dengan baik," katanya.

Sementara itu, Kapolres Gunung Kidul AKBP Nugrah Trihadi mengatakan pihaknya membantu Pemkab Gunung Kidul melakukan sosialisasi kepada warga untuk membongkar sendiri gazebo di Pantai Drini. Salah satu alasannya jika terjadi kecelakaan laut bangunan tersebut menghambat evakuasi. "Masyarakat kami ajak untuk sadar," katanya.

Ia mengatakan semua pihak menghendaki pengelolaan wisata berjalan dengan baik, maka diperlukan kerja sama satu sama lain.

"Semua harus kompak, ini semua untuk kepentingan masyarakat lebih luas," katanya.

Seperti diberitakan, pada Juni 2016, gelombang besar menghancurkan bangunan di bibir pantai. Gazebo dan bangunan rusak parah diterjang ombak sehingga kerugian mencapai jutaan rupiah. ***1***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024