Talud Sungai Winongo Yogyakarta longsor

id talud winongo

Talud Sungai Winongo Yogyakarta longsor

ilustrasi talud longsor (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Hujan lebat yang mengguyur Kota Yogyakarta selama satu malam menyebabkan talud Sungai Winongo yang berada di RW 3 Pakuncen Wirobrajan longsor sepanjang tujuh meter.

"Tidak ada korban jiwa atau benda dari kejadian ini. Ada satu rumah di dekat lokasi longsor, namun masih ada jalan inspeksi yang memisahkannya. Kondisi rumah juga tidak rawan longsor," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, BPBD Kota Yogyakarta telah melakukan upaya penanganan awal terhadap lokasi longsor dengan memberikan penutup berupa terpal agar tanah di lokasi longsor tidak semakin hanyut terbawa arus sungai saat hujan.

"Kami sudah memintakan tambahan terpal ke BPBD DIY untuk penanganan lokasi longsor serta untuk persediaan apabila terjadi bencana serupa di lokasi lain. Selain itu, di lokasi longsor juga akan diberi penahan dari karung berisi pasir," kata Agus.

Untuk penanganan lebih lanjut, Agus mengatakan sudah berkoordinasi dengan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah untuk perbaikan talud.

Ia menyebut, Sungai Winongo memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi dibanding dua sungai lain di Kota Yogyakarta yaitu Sungai Gajah Wong dan Code, khususnya untuk tebing longsor.

"Tebing di Sungai Winongo cukup tinggi dan curam. Ada beberapa yang sudah ditalud, tetapi ada juga yang belum. Ini menyebabkan tingkat kerawanan longsor semakin tinggi," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Agus, ia meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai tetap waspada terhadap berbagai potensi bencana yang timbul. "Tidak hanya tebing longsor, tetapi juga luapan air sungai saat hujan lebat," katanya.

Selain talud longsor, BPBD Kota Yogyakarta juga menerima laporan pohon tumbang di RW 3 Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis. Pohon mangga yang tumbang merusak sebagian atap rumah milik Suparjiyo (65), namun sudah langsung dievakuasi.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Oleg Yohan mengatakan talud yang longsor perlu segera diperbaiki agar kerusakan tidak semakin melebar.

"Lokasi yang longsor adalah tepat di kelokan sungai. Sebenarnya arus tidak terlalu deras pada saat kejadian," katanya.

Kejadian talud atau tebing longsor di Sungai Winongo juga sempat terjadi sebelumnya di antaranya di RW 10 Pakuncen dan RW 10 Tegalrejo serta di Kelurahan Bener.

"Masih ada lima kepala keluarga (KK) terdampak longsor di RW 10 Pakuncen yang mengungsi. Di titik lain, kerusakan tebing diperbaiki oleh warga," katanya.

Ia menyebut, tebing Sungai Winongo yang cenderung tinggi dan curam memiliki tingkat kerawanan longsor yang cukup tinggi. "Namun, pembuatan talud permanen bukan satu-satunya jawaban untuk menjaga kondisi tebing. Ada beberapa hal lain yang bisa dilakukan sesuai kondisi di wilayah," katanya. ***4***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024