Dinkes: BLUD puskesmas Dorong Jiwa "enterpreneur" petugas

id kulon progo

Dinkes: BLUD puskesmas Dorong Jiwa "enterpreneur" petugas

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengklaim puskesmas sebagai badan layanan umum daerah mampu mendorong jiwa "enterpreneur" petugas kesehatan.

"Jiwa enterpreneur muncul di kalangan karyawan puskesmas, salah satunya dengan memperhitungkan untung rugi. Selain itu, kualitas pelayanan mulai meningkat sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo Bambang Haryatno di Kulon Progo, Sabtu.

Ia mencontohkan jika puskesmas memiliki satu dokter umum dan satu dokter gigi, maka akan mendapatkan kapitasi sebesar Rp5.500 per bulan per peserta. Kalau puskesmas memiliki dua dokter umum dan satu dokter gigi, maka akan mendapatkan kapitasi sebesar Rp6.000 perbulan per peserta JKN.

Dengan demikian di puskesmas tersebut terdapat 20.000 peserta JKN, dari situ mereka sudah menghitung-hitung dengan mengangkat satu dokter umum kontrak BLUD, maka jumlah kapitasi meningkat Rp500 menjadi Rp6.000 per bulan per peserta, sehingga jumlah kapitasi akan bertambah menjadi Rp10 juta per bulan. Untuk menggaji satu orang dokter umum cukup Rp3 juta per bulan, jadi ada selisih Rp7 juta per bulan.

"Selain dengan adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan, dengan BLUD ini tujuan yang lebih penting adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat," kata Bambang.

Ia mengatakan di Kulon Progo sudah ada delapan puskesmas yang telah lulus akreditasi. Pada 2016, pihaknya menargetkan tujuh puskesmas lulus akreditasi.

"Pada tahun ini, ada tujuh puskesmas yang diajukan akreditasi dapat lulus dengan baik, dan semoga 2017 semua puskesmas sudah terakreditasi. Bahkan dengan BLUD dan akreditasi ini banyak kabupaten dan kota di tempat lain yang pergi ke Kulon Progo untuk melihat itu semuanya," katanya.

Bambang mengatakan puskesmas yang berstatus sebagai BLUD dapat memberikan pelayanan rawat inap.

Hal itu, lanjutnya, untuk mendekatkan masyarakat pada layanan kesehatan yang lebih lengkap dan juga mengurangi beban pada RSUD. "RSUD Wates sendiri sering kewalahan menghadapi meninkatnya jumlah pasien yang harus ditangani," katanya.

Menurut dia, puskesmas dalam menangani pasien banyak yang kemudian merujuk ke RSUD. Namun, kata Bambang, jumlah bed di RSUD terbatas sehingga sering pasien justru tidak tertangani.

Dengan meningkatkan puskesmas menjadi BLUD, katanya, maka pasien bisa ditangani tanpa harus dirujuk.

Pada tahap pertama, jelas Bambang, akan dikembangkan enam puskesmas yang bisa melakukan layanan rawat inap. Enam puskesmas itu adalah Puskesmas Temon I, Girimulyo II, Sentolo I, Samigaluh I, Galur II dan Panjatan II.

Dia menyebutkan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo kini tengah mempersiapkan infrastruktur pendukung baik bangunan maupun peralatannya. "Yang masih kurang memang SDM-nya. Karena memang berbeda dengan puskesmas yang biasanya," katanya. 
KR-STR