Bappenas dukung program Hipmi mencetak dokter pengusaha

id hipmi

Bappenas dukung program Hipmi mencetak dokter pengusaha

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (antaranews)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional  mendukung langkah dan program Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencetak dokter yang menjadi pengusaha di DIY.

"Secara prinsip Bappenas mendukung upaya-upaya dan program yang dijalankan untuk menciptakan jumlah wirausaha di Indonesia, termasuk seperti program HIPMI DIY itu. Khususnya dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan," kata Tenaga Fungsional Direktorat Kemiskinan Bappenas Ahmad Karim di Yogyakarta, Sabtu.

Ia menuturkan Bappenas memiliki beberapa strategi percepatan penurunan kemiskinan yang tercakup dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

Salah satunya adalah pengembangan penghidupan berkelanjutan (P2B), namun porsi APBN masih sangat besar terutama untuk program kartu Indonesia sehat (KIS), kartu Indonesia pintar (KIP), beras untuk rakyat miskin (raskin) dan yang lainnya.

"Sehingga diperlukan upaya lain agar program-program pemerintah bisa berjalan dengan baik. Intinya, program pemberdayaan masyarakat seperti program Hipmi DIY ini bisa bersinergi dengan program pemerintah dalam menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan," terang Karim.

Ketua Bidang Pemuda, Kesehatan dan Olahraga Hipmi DIY Dede Candra Permanda mengatakan menargetkan mampu mencetak 10 persen dokter pengusaha di DIY selama periode Hipmi saat ini, yaitu hingga tahun 2019 mendatang.

Ia menuturkan jika diasumsikan jumlah mahasiswa kedokteran setiap angkatan mencapai sekitar 200 orang, maka setiap angkatan akan menghasilkan 20 dokter pengusaha.

Dan jika dalam satu kampus terdapat enam angkatan maka Hipmi berharap mampu mencetak sebanyak 120 dokter pengusaha setiap tahunnya.

Dengan jumlah tersebut, jelas Dede, diharapkan menjadi "bola salju" (snowball) yang terus menggelinding semakin besar sehingga dalam tiga tahun bisa mencetak puluhan kali lipat dokter pengusaha.

"Yang terpenting disini adalah efek snowball dari program ini, yang kami yakini bisa meningkat menjadi 20 persen dari total mahasiswa kedokteran di DIY. Intinya adalah untuk membuka pola pikir mahasiswa kedokteran untuk berani menjadi pengusaha dan bukan menjadi dokter pencari lowongan pekerjaan," papar dia.

Menurut dia, upaya untuk menghasilkan dokter pengusaha itu dilakukan dengan program rutin workshop dan pelatihan kewirausahaan yang melibatkan para dokter.

Selain itu, Hipmi DIY juga akan turun tangan dengan mengadakan pembinaan intensif ke kampus-kampus melalui program "Hipmi goes to Campus" di mana secara fokus akan menyasar pada pembentukan pola pikir mahasiswa kedokteran tentang semangat entrepreneurship.

Lebih jauh, Hipmi DIY juga akan memberikan informasi tentang sumber-sumber pembiayaan yang bisa dilibatkan untuk membantu para dokter memulai usahanya di bidang kedokteran.

"Intinya, Hipmi DIY akan sepenuhnya membantu para dokter menjadi dokter pengusaha di bidang kedokteran. Tujuannya, agar bisa mengefektifkan peran dokter di perdesaan agar mampu menciptakan lapangan kerja sekaligus bermanfaat bagi masyarakat luas," papar Dede.

Ia mengatakan jika pemahaman dan semangat itu diteruskan serta digelorakan maka ia optimistis akan menarik lebih banyak lagi dokter yang ingin menjadi dokter pengusaha.

"Sehingga ke depan, bagi dokter yang belum terlibat akan melihat dan belajar dari dokter yang sudah berhasil," tandas dia. (KR-RHN)


Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024