Akademisi: kebebasan beragama masih menjadi masalah

id uin suka

Akademisi: kebebasan beragama masih menjadi masalah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara) - Kebebasan beragama masih menjadi masalah di beberapa negara Muslim termasuk Indonesia, kata Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Drs Yudian Wahyudi MA.
     "Belum semua prinsip hak asasi manusia yang diterima universal diterapkan sesuai dengan deskripsi dan konsisten," katanya pada konferensi internasional "Negotiating The Gaps Between International Human Rights Law And Islamic Principles".
     Dalam konteks Islam, menurut dia, terjadi kesenjangan di antara prinsip-prinsip Islam, di mana terdapat interpretasi dan implementasi yang beragam di antara kelompok-kelompok Muslim dan hak asasi manusia secara universal.
     "Beberapa negara masih selektif menerapkan hak asasi manusia berdasarkan prioritas atau agenda politik. Misalnya, Amerika Serikat, negara yang terkenal untuk mempromosikan hak asasi manusia di luar negeri belum menerapkan hukum tentang kesetaraan untuk semua manusia," kata Yudian.
     Ketua Panitia Konferensi Internasional Dr Sujadi MA mengatakan diskusi tentang hak asasi manusia dan prinsip-prinsip Islam merupakan problem yang tidak pernah berakhir. Di satu sisi mereka telah memberikan kontribusi satu sama lain dan kadang-kadang dipermasalahkan.
     Menurut dia, diskusi tentang bagaimana melindungi keluarga terutama anak-anak, menurut konteks Islam dan Barat bersifat dinamis. Berbeda jika dihubungkan dengan identitas keagamaan yang menjadi isu panas saat ini.
     "Seperti beberapa negara yang memfasilitasi pengungsi Muslim, di sisi lain ada yang menolak mereka. Kasus terbaru adalah krisis pengungsi di Timur Tengah, di mana negara-negara Teluk tidak menyambut pengungsi karena ideologi agama dan politik," kata Sujadi.
     Konferensi internasional itu diikuti 150 peserta terdiri atas praktisi sosial, dosen, pemuka agama, dan akademisi.

(B015)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024