WKCP Youth wadahi penyandang Cerebral Palsy remaja

id wkcp cerebral palsy

WKCP Youth wadahi penyandang Cerebral Palsy remaja

Penyandang Cerebral Palsy Andika (baju hitam) didampingi Ketua Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) Yogyakarta Anis Lestari (paling kiri) dan Ketua WKCP Youth Safrina Rosavita (paling kanan) menunjukkan karya lukis kulit telur kreasinya. (Foto Antar

Sleman, (Antara Jogja) - Wahana Keluarga Cerebral Palsy atau WKPC Yogyakarta meluncurkan WKPC Youth yang merupakan wadah para penyandang Cerebral Palsy yang berusia di atas 16 tahun.

"Selama ini perhatian untuk penyandang Cerebral Palsy (CP) lebih difokuskan pada anak-anak, sehingga untuk penyandang CP remaja kurang mendapat wadah," kata Ketua WKCP Youth Yogyakarta Safrina Rovasita M.Pd seusai peluncuran WKCP Youth di Jogja City Mall, Sleman, Minggu.

Menurut dia, penyandang CP juga memiliki potensi seperti remaja normal pada umumnya, baik itu dalam sisi kecerdasan maupun pada bidang seni.

"Hanya butuh pendampingan yang lebih baik untuk mengarahkan potensi yang dimiliki masing-masing individu," katanya.

Ia mengatakan, selain itu juga fasilitas-fasilitas yang mendukung juga harus diperhatikan dan mengakomodasi kebutuhan penyandang CP. Penyandang CP memiliki hak, akses dan kesempatan yang sama seperti masyarakat pada umumnya dalam melangsungkan kehidupan sehari - hari.

"Intinya adalah terima mereka seperti, remaja yang normal. Beri mereka kesempatan dan peluang untuk bisa lebih berkembang dan mandiri," kata guru SLB Yapenas Depok Sleman yang merupakan penyandang SP dan telah menyelesaikan studi hingga S2 dan akan melanjutkan pendiikan S3 ini.

Salah satu penyandang CP yang berhasil mengembangkan potensi dir adalah Andika (24). Pria asal Cirebon, Jawa Barat ini telah mampu berkarya dalam bidang membatik dan melukis dengan kulit telur.

"Dalam belajar membatik saya harus memerlukan waktu sedikitnya satu bulan hanya untuk belajar memegang canting batik dengan benar. Setelah itu baru menggoreskan motif batik dalam kain," katanya.

Ia mengatakan, untuk lukisan dari kulit telur, satu lukisan dengan ukuran sekitar 30X20 sentimeter dirinya membutuhkan waktu satu bulan untuk menempelkan pecahan-pecahan kulit telur dalam pola gambar.

"Sedangkan untuk pola gambar, saya meminta tolong teman untuk menggambarkan sesuai dengan keinginan saya, semisal gambar tidak sesuai saya minta untuk diperbaiki dulu sampai benar-benar pas dengan keinginan saya. Setelah itu saya baru mulai menempelkan kulit telurnya," katanya.

Andika mengatakan, karya-karyanya tersebut sudah diakui banyak orang dan bahkan dirinya pernah berpameran di Australia.

"Satu lukisan telur ukuran 20X30 sentimeter saya jual dengan harga Rp500.000, ada beberapa yang sudah terjual," kata Andika. ***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024