300 hektare tanaman kedelai Bantul terendam banjir

id kedelai

300 hektare tanaman kedelai Bantul terendam banjir

Tanaman kedelai (antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat tanaman kedelai seluas 300 hektare di daerah ini terendam banjir akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi.

"Hujan jelas ada pengaruhnya terutama untuk tanaman kedelai, dari angan-angan kita seluas seribu hektare, hampir 300 hektare yang kena banjir," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Pulung Haryadi di Bantul, Kamis.

Menurut dia, bahkan tanaman kedelai yang ditanam pada sekitar bulan September 2016 mengalami gagal panen karena lahan tergenang air secara terus-menerus usai diguyur hujan deras selama beberapa hari.

Dengan demikian, kata dia, produksi panen kedelai pada 2016 tidak memenuhi dari yang ditargetkan selama setahun, sebab Kabupaten Bantul hanya dapat memproduksi kedelai dari luasan lahan palawija tersebut sekitar 700 hektare.

"Yang terbukti menggangu adalah hujan pada September kemarin, ini betul-betul di luar perhitungan kami, karena curah hujan dari yang sebelumnya sekitar 50 milimeter naik menjadi 300 milimeter," katanya.

Selain tanaman kedelai, kata dia, hujan dengan intensitas tinggi pada musim hujan 2016 di wilayah Bantul juga memengaruhi produksi kacang tanah, sebab menurut catatannya hampir seratus hektare tanaman kacang tanah yang tergenang air.

Pulung mengatakan, iklim memang sangat mempengaruhi budi daya tanaman pertanian, karena tidak dapat diprediksi sebelumnya, sehingga ke depan perlu ada antisipasi agar kemungkinan terburuk tidak terulang di tahun depan.

"Ini sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi insan-insan pertanian, sehingga harus menemukan sesuatu yang baru di 2017 ke depan. Kami juga sudah diperintah Pak Bupati dan Pak Wabup untuk mengantisipasi," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan penurunan produksi pangan hasil pertanian akibat perubahan iklim di kabupaten ini perlu diantisipasi agar tidak mengancam ketersediaan pangan.

"Saat ini ancaman ketersediaan pangan bukan hanya karena menyusutnya lahan pertanian tetapi perubahan iklim jadi persoalan serius yang harus kita antisipasi bersama," katanya.
KR-HRI