Wabup : pertukaran wisatawan pelajar inovasi tingkatkan kunjungan

id wabup

Wabup : pertukaran wisatawan pelajar inovasi tingkatkan kunjungan

salah satu wisata di Bantul (foto dok antara)

Bantul (Antara) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Mulsih mengatakan kerja sama pertukaran wisatawan pelajar dengan sejumlah kabupaten di Jawa Timur sebagai inovasi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

"Masa kerja sama pertukaran wisatawan pelajar ini setahun, sehingga kami harus terus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bantul," kata Halim di Bantul, Rabu.

Menurut dia, perjanjian kerja sama pertukaran wisatawan pelajar dengan Pemkab Bantul tersebut melibatkan empat kabupaten di Jawa Timur (Jatim) yaitu Kabupaten Jember, Blitar, Probolinggo, dan Mojokerto.

Penandatangan MoU program pertukaran wisatawan pelajar lima kabupaten itu dilaksanakan pada akhir Oktober 2016 di Panggung Sekolah Hutan Pinus kawasan Desa Wisata Mangunan Bantul.

Halim mengatakan, kunjungan wisatawan ke Bantul sebenarnya sudah besar mencapai 3 juta orang per tahun, namun hasil evaluasi kunjungan itu belum berdampak signifikan pada peningkatan ekonomi masyarakat secara langsung.

"Jadi objek wisata di Bantul itu baru Pantai Parangtritis yang paling populer, sehingga melalui pertukaran wisatawan pelajar ini, pelajar akan kita arahkan untuk mengunjungi desa wisata Bantul yang banyak itu," katanya.

Sedangkan pelajar dari Bantul, menurut dia, akan diarahkan untuk berkunjung ke objek wisata edukatif di empat kabupaten itu, misalnya situs di Mojokerto, Makam Soekarno di Blitar, kemudian objek wisata yang punya khas budaya setempat.

"Ini memang suatu inovasi, dan tentunya inovasi ini akan terus kita evaluasi setelah setahun berjalan. Dan mereka (pelajar) perlu wisata edukasi ke empat daerah itu, sehingga nuansa edukatif tetap ada," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Bambang Legowo mengatakan, tidak akan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan sekolah-sekolah agar siswanya berkunjung ke objek wisata tertentu seperti yang diarahkan dinas.

"Tidak diwajibkan, namun sifatnya imbauan, karena kalau wajib malah tidak boleh. Namun akan saya katakan seperti tujuan semula, karena ini studi tur, tujuan wisata macam-macam tinggal minatnya," katanya.

(KR-HRI)