Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Lingkungan Hidup Yogyakarta mengintensifkan pemangkasan pohon di tepi jalan sebagai antisipasi pohon tumbang saat hujan deras disertai angin kencang pada musim hujan.
"Sebenarnya, kegiatan pemangkasan pohon merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan setiap hari. Namun, kami juga akan segera melakukan pemangkasan jika ada pohon yang dinilai sudah rapuh dan rawan tumbang saat terjadi hujan deras dan angin kencang," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Suyana, BLH Kota Yogyakarta menerjunkan tim pemangkas dengan menggunakan satu unit mobil "sky lift" dan satu truk pada saat melakukan pemangkasan pohon, ditambah satu tim dengan satu truk apabila pohon yang dipangkas tidak terlalu tinggi.
Setiap hari, tim dari BLH Kota Yogyakarta dapat melakukan pemangkasan sebanyak satu hingga dua pohon tergantung volume tajuk pohon yang harus dipangkas.
Meskipun demikian, kata Suyana, BLH Kota Yogyakarta tidak dapat memperkirakan secara pasti pohon yang akan roboh jika terjadi hujan deras dan angin kencang.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pemangkasan dan mengurangi tajuk pohon agar tidak mudah roboh. Namun, ada saja faktor-faktor eksternal yang menyebabkan pohon roboh," katanya.
Ia mencontohkan robohnya pohon di depan Kantor Inspektoran Yogyakarta saat terjadi hujan deras dan angin kencang beberapa waktu lalu.
Suyana menyebut, pohon tersebut tumbang meskipun memiliki batang yang kokoh dan perakaran yang kuat.
"Tetapi, karena pohon berada di sisi saluran air, dan tanah di sekitar saluran terkikis air, maka pohon pun tumbang saat terjadi angin kencang," katanya.
Namun, Suyana mengatakan tidak mudah memilih lokasi menanam pohon perindang sehingga banyak pohon yang kemudian ditanam di samping saluran air.
Sementara itu, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, curah hujan di DIY hingga Senin (12/12) cukup tinggi yaitu di atas 50 milimeter per hari disertai petir dan angin kencang dengan kecepatan 45 kilometer per jam sehingga meningkatkan potensi banjir dan tanah longsor.
Kondisi tersebut disebabkan adanya belokan dan pertemuan angin di sekitar Pulau Jawa akibat munculnya tekanan udara rendah di sekitar ekuator.
BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengantisipasi potensi bencana tersebut.
E013
Berita Lainnya
Cuaca ekstrem rusakkan 45 rumah di Semarang, Jateng
Sabtu, 23 Maret 2024 20:41 Wib
BPBD DIY mengimbau masyarakat pangkas pohon antisipasi cuaca ekstrem
Senin, 18 Maret 2024 14:46 Wib
Bupati minta waspadai cuaca ekstrem di Bantul
Minggu, 17 Maret 2024 12:45 Wib
BPBD Gunungkidul mengimbau masyarakat waspadai hujan di atas dua jam
Jumat, 15 Maret 2024 9:15 Wib
Wisatawan banjiri objek petik timun suri
Selasa, 12 Maret 2024 19:11 Wib
BPBD Bantul melibatkan berbagai unsur penanganan dampak cuaca ekstrem
Minggu, 10 Maret 2024 17:40 Wib
Mahasiswi Indonesia di Australia meninggal tertimpa pohon tumbang
Senin, 12 Februari 2024 10:56 Wib
Putri Takamado menanam pohon sakura di Wisma Duta Tokyo
Sabtu, 3 Februari 2024 5:41 Wib