Pemkab didesak segera perbaiki saluran irigasi Kalibawang

id irigasi

Pemkab didesak segera perbaiki saluran irigasi Kalibawang

Jaringan irigasi (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (Antara) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendesak pemerintah setempat segera mengambil langkah penyelamatan tanaman padi seluas 7.152 hektare yang terancam kekeringan akibat kerusakan saluran irigasi Kalibawang di Kilometer 8 dan 16,5.

Anggota Komisi III DPRD Kulon Progo Yuliyantoro di Kulon Progo, Senin, mengatakan tanaman padi seluas 7.152 hektare tersebut tersebar di empat kecamatan yakni Kalibawang, Nanggulan, Sentolo dan Pengasih.

"Petani di empat kecamatan ini sudah selesai melakukan tanam. Kalau, saluran irigasi Kalibawang tidak segera diperbaiki sementara, maka tanaman padi seluas 7.152 hektare terancam mati. Saat ini, petani hanya mengandalkan air hujan," kata Yuliyantoro.

Menurut dia, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan), Bappeda dan BPBD Kulon Progo sebagai SKPD yang bertanggung jawab segera mengambil tindakan cepat memperbaiki saluran irigasi Kalibawang.

"Perbaikan saluran irigasi Kalibawang sangat mendesak, karena 75 persen luas tanaman padi di Kulon Progo mengandalkan saluran air tersebut," kata politisi PDI Perjuangan ini.

Ketua DPRD Kulon Progo Hamam Cahyadi meminta BPBD berkoordinasi dengan Bappeda terkait anggaran penanganan saluran irigasi Kalibawang. Nantinya, apakah menggunakan anggaran dari pemkab dengan dana tak terduga atau dari pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).

"Sebaiknya, pemkab mengambil langkah cepat. Irigasi Kalibawang jantungnya pertanian di Kulon Progo," katanya.

Kepala Dispertan Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan kondisi salurn irigasi di KM 8 dan KM 16,5 rusak parah sejak dua minggu lalu, sehingga saluran irigasi langsung ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.

"Kami sudah melakukan rapat koordinasi. Kami mengusulkan solusi jangka pendek dengan menerapkan sistem geomembran," kata Bambang.

Ia mengatakan dampak kerusakam irigasi jangka panjang kalau tidak segera diperbaiki yakni produktivitas padi akan turun tajam. Irigasi Kalibawang mengaliri luasan tanam 70 persen dari 10.500 hektare sawah yang ada di Kulon Progo.

Untuk itu, saluran yang ambles seluasan 70 meter persegi, baik KM 8 dan KM 16,5 harus ditangani segera. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) pada dasarnya sudah menyusun rencana detail teknis (DED) perbaikan jaringan irigasi Kalibawang.

Selain itu, BBWSSO menganggarkan Rp250 miliar perbaikan pada 2017. Perbaikan jaringan sendiri dilakukan secara bertahap mulai 2017 hingga 2019.

"DED saluran irigasi Kalibawang sudah selesai dibuat pada September 2016, tapi dengan kejadian kerusakan KM 8 dan KM 16,5, DED tersebut harus direvisi," katanya.

(KR-STR)