Pemkab Kulon Progo kesulitan revitalisasi pasar rakyat

id Pasar rakyat

Pemkab Kulon Progo kesulitan revitalisasi pasar rakyat

Pedagang Pasar Tradisional Kenteng Nangguoan, Kabupaten Kulon Progo, harus berjualan ditempat becek karena tidak mendapat lokasi berjualan. (Dok istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan merevitalisasi pasar rakyat karena terkendala lahan dan anggaran yang kecil.

Kepala Dinas Perdagangan Kulon Progo Niken Probo Laras, di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan dari total 32 pasar yang ada di wilayah ini, satu pasar yang Standar Naasioanl Indonesia (SNI) yakni Pasar Sentolo Baru, 13 pasar kondisi bagus, delapan pasar kondisi sedang, dan sisanya tidak layak.

"Anggaran revitalisasi pasar rakyat sangat sedikit. Dari 2012 hingga 2016, pemkab fokus pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sekarang, anggarannya baru mulai dialihkan ke rehabilitasi dan revitalisasi pasar rakyat," kata Niken.

Menurut dia, pengembangan pasar rakyat menjadi pasar modern dan berstandar SNI terkendala lahan. Syarat pasar dengan SNI yakni memiliki lahan luas, parkir luas, jalan lingkar, tempat sampah, pagar, ruang laktasi, kamera pengintai, kantor metrologi, dan ruang keamanan. Sejauh ini, di Kulon Progo baru satu pasar yakni Pasar Sentolo Baru.

"Pasar lainnya, kemungkinan kecil bisa dikembangkan menjadi pasar modern bestandar SNI," katanya.

Terkait desakan Komisi II DPRD Kulon Progo memperbaiki Pasar Dekso, ia mengatakan los Pasar Dekso sudah dibangun pada 2016 dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp1,8 miliar. Di sana dilengkapi berbagai fasilitas, seperti mushola, kamar mandi, dan lainnya.

"Pada tahun ini, kami telah menganggarkan Rp150 juta merehabilitasi bangunan kios Pasar Dekso. Kami memperbaiki pasar sesuai prioritas, dan ketersedian anggaran. Selama ini. Anggaran perbaikan pasar kecil, kami berharap dewan membantu dalam penganggaran," kata Niken.

Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Ika Damayanti mengatakan kondisi Pasar Dekso sudah tidak layak ditempati oleh pedagang untuk berjualan.

"Pasar Dekso perlu segera direvitalisasi, karena kondisi bangunan sangat memprihatinkan," kata Ika.

Ia mengatakan Pasar Dekso memiliki posisi yang strategis mengampu jalan kabupaten dan menjadi sentra aktivitas ekonomi serta kebutuhan masyarakat sehari-hari. Namun tidak didukung oleh infrastruktur yang layak dan memadai.

Menurut dia, pasar tradisional harus menjadi tempat yang layak, aman dan nyaman bagi para penjual dan pembeli, karena merupakan pondasi perekonomian daerah. Selain infrastruktur, aspek manajemen pasar, sosial budaya dan perekonomian rakyat, di mana pasar menjadi ruang bertemu masyarakat dan pasar harus bisa meningkatkan perekonomian rakyat.

(KR-STR)