Mayoritas nelayan Bantul enggan melaut beberapa hari

id nelayan bantul

Mayoritas nelayan Bantul enggan melaut beberapa hari

Ilustrasi, Nelayan dibantu warga sedang menarik perahu usai melaut (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengakui mayoritas nelayan pantai selatan daerah ini belum berani melaut menangkap ikan di laut selama beberapa hari.

"Sampai sekarang ini baru ada sekitar 10-an nelayan di Bantul yang mampu melaut sampai beberapa hari maupun tiga hari," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Selasa.

Ia mengatakan, padahal jumlah nelayan yang mengandalkan hasil potensi laut pantai selatan Bantul mulai dari timur atau Pantai Depok sampai barat wilayah Pantai Pandansimo sekitar 500an orang.

Pulung tidak mengetahui penyebab pasti mayoritas nelayan belum berani melaut beberapa hari, namun dimungkinkan belum terbiasa, bahkan mengalami mual muntah atau mabuk karena pengaruh gelombang pantai.

"Mungkin karena kalau terlalu lama di laut sana banyak nelayan yang mual-mual karena tidak terbiasa, namun nanti kalau sudah terbiasa bisa bertahan. Dan ini yang kita terus dorong," katanya.

Ia mengatakan, upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam mendorong nelayan agar terbiasa melaut lebih lama dengan memberikan pelatihan serta praktik di laut lepas dengan pendampingan nelayan ahli.

"Sehingga nanti dari 10 nelayan harapannya bisa bertambah menjadi 20 nelayan dan seterusnya. Minimal mereka bisa menjadi anak buah kapal (ABK)," katanya.

Pulung juga mengatakan, untuk menunjang sarana nelayan agar bisa melaut lebih lama, Bantul sudah memiliki sejumlah kapal ikan kapasitas 30 groston dan empat kapal 10 groston yang belum lama diperbantukan.

"Kalau pemberdayaan nelayan itu punya kewenangan kita kabupaten, kegiatannya ada pelatihan-pelatihan kemudian pemberian bantuan sarana dan prasarana penangkapan ikan," katanya.***1***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024