Nilai tukar petani Bantul naik lima persen

id petani

Nilai tukar petani Bantul naik lima persen

Petani padi di Bantul, DIY sedang panen (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat nilai tukar petani daerah ini Desember 2016 mengalami kenaikan lima persen dibanding nilai tukar petani Desember 2015.

"Nilai tukar petani naik dari 97,56 persen pada 2015 menjadi 103,067 persen pada 2016. Informasi itu kita peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bantul," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Jumat.

Menurut dia, kenaikan nilai tukar petani sebagai salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani tersebut menunjukkan bahwa hasil dari kegiatan pertanian para petani tersebut dinikmati petani sendiri.

"Hasil survei kami menunjukkan ada tiga hal yang membuat petani sejahtera. Hasil pertanian mereka makin tinggi terutama yang hortikultura terutama cabai sama bawang merah dan padi," katanya.

Dengan demikian, kata Pulung, dengan melihat hasil survei tersebut berarti petani sudah mulai merasakan hasil jerih payah mereka sendiri, sebab petani tidak hanya sebagai penjual hasil panen namun juga menikmati.

Selain tiga komoditas itu, kata dia, ada komoditas lain yang juga turut memengaruhi nilai tukar petani yaitu jagung dan kedelai, namun hasilnya tidak sebesar dari kegiatan budi daya cabai dan bawang merah.

Pulung juga menyimpulkan, kalau produk petani Bantul tidak hanya dipasarkan di wilayah Bantul saja, tetapi juga beberapa tempat luar Bantul, bahkan semakin banyak petani yang tidak mengandalkan tengkulak.

"Ini kemajuan yang luar biasa signifikan, dan petani tidak tergantung tengkulak dan bisa langsung ke sasarannya. Sekarang petani juga sudah melek teknologi dan ada pendampingan penyuluh," katanya.***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024