Kepala UPT BPTP DIY Suparjono di Kulon Progo, Jumat, mengatakan BPTP DIY bersama petani Kedungsari melakukan pengendalihan organisme pengganggu tanamam secara terpadu dan serentak.
"Kami melalukan pengendalian OPT dengan agen hayati. Harapannya, hama hawar daun bakteri (HDB) itu dapat dicegah sedini mungkin," kata Suparjono.
Menurut dia, berkembangnya hama BLB disebabkan cuaca yang ekstrem, sehingga bakteri berkembang dengan cepat. Berdasarkan laporan dari pendamping lapangan, wilayah Kulon Progo merata terserang BLB.
"Kami berharap pengendalian OPT secara serentak dengan agen hayati dapat menyebabkan jamur dan bakteri mati sendiri," kata dia.
Sebelumnya, ribuan hektare tanaman padi di Kulon Progo terserang hama keong sehingga menyebabkan produktivitas tanaman padi turun. Hama keong ini memakan batang tanaman padi.
Menurut Suparjono, hama keong hanya bisa ditangani secara mekanis. Yaitu dengan cara membuat jalan air atau aliran air di pematang sawah, sehingga keong berkumpul di situ. Cara pengumpanan dengan daun pepaya.
"Penanganan hama keong dilakukan secara mekanis. Petani bisa kerja sama dengan peternak itik. Keong ini mendung protein tinggi, yang mempercepat itik bertelur," katanya.
Salah satu petani Desa Kedungsari Sujianto mengatakan tanaman padi miliknya yang ditanam di lahan 1.500 meter persegi, 40 persennya sudah terserang BLB. Saat ini, tanaman padi sudah mulai berbuah.
"Dinas lambat menangani hama ini. Kami sudah lapor ke petugas lapangan dua minggu, tapi baru ditangani," katanya. ***3***
(KR-STR)
