Presiden: BUMN tugasnya membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya

id BUMN membangun infrastruktur

Presiden: BUMN tugasnya membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan) dan Dirut PT. Kereta Api Indonesi Edi Sukmoro (kiri) meninjau Proyek pembangunan Kereta Bandara di Bandara Soekarno Ha

Jakarta (Antara) - Presiden Joko Widodo mengatakan BUMN, terutama yang bergerak dalam kontruksi dan pembangunan infrastruktur, tugasnya adalah mebangun infrastruktur sebanyak banyaknya di seluruh Tanah Air, tidak hanya sekedar menikmati pendapatan rutinnya saja.

"Jangan kalau sudah jadi dinikmati, dapat mingguan, bulanan. Bukan itu tugasnya, tugasnya itu mebangun infrastruktur sebanyak banyaknya di seluruh Tanah Air. Dan saya lihat sekarang sudah dikerjakan Waskita Karya lewat anak perusahaan dan BUMN lain," kata Presiden dalam sambutan acara "financial Close" pembiayaan proyek investasi non anggaran pemerintah (PINA) di Istana Negara Jakarta, Jumat.

Presiden mengaku telah menyampaikan kepada Bappenas jika pembangunan infrastruktur telah diselesaikan oleh BUMN, sebaiknya langsung di sekuritisasi untuk mencari dana yang digunakan untuk membangun infrsatruktur di tempat lain.

"Tadi pagi juga saya sampaikan kepada Menteri Bappenas kalau sudah dikerjakan BUMN ini jadi, selesai dari 'greenfield' menjadi 'brownfield', bisa juga langsung dilepas lagi dengan sekuritisasi sehingga dapat duit lagi, dipakai apa? bangun lagi di tempat lain," katanya.

Presiden menegaskan sejak awal pemerintah memandang pembangunan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan pemerataan ekonomi, meningkatkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan infrastruktur juga membuka banyak lapangan kerja, membuka kesempatan bertumbuhnya UKM-UKM di daerah," katanya.

Oleh sebab itu, kata Presiden, dirinya menghargai dijalankannya terobosan, seperti mekanisme pembiayaan investasi non anggaran pemerintah atau PINA yang melengkapi skema pembiaayan infrastruktur, selain skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Presiden mengatakan dalam perkembangannya memang kalau pembangunan infrastruktur itu tergantung hanya pada APBN, tidak mungkin pembangunan akan bisa cepat karena keterbatsan anggaran negara.

"Oleh sebab itu skim-skim khusus, seperti PPP (public private partnership), Reksa Dana terbatas itu terus dilakukan," katanya.

Presiden juga bangga dengan keterlibatan PT Taspen yang dulu tidak pernah ikutan dalam pembangunan infrastruktur, sekarang mulai ikut.

"Sehingga bisa mendukung PT SMI (Lembaga Pembiayaan Infrastruktur Indonesia) kita, bersama-sama untuk memperkuat equity yang ada," katanya.

Presiden mengatakan dengan cara-cara seperti ini dilakukan maka akan banyak sekali infrastruktur yang dulunya hanya tergantung APBN, sekarang tidak.

Jokowi juga mencontohkan proyek infrastruktur yang mangkrak bertahun-tahun, Umbulan di Pasuruan, Jawa Timur, akhirnya dapat diselesaikan setelah melakukan skim pembiayaan non anggaran pemerintah.

"Saya lihat sekarang di Umbulan yang sudah ngak tahu udah berapa tahun berhenti, sekarang sudah bisa jalan dengan model PPP. Saya kira hal ini yang harus dicarikan jalan terobosan di luar pakem rutinitas, yang kita jalani, kita harus keluar dari zona nyaman itu," kata Presiden. ***3***(J008)