Gunung Kidul kembangkan kawasan penyangga Geosite Gunungsewu

id Gunung Kidul kembangkan kawasan penyangga Geosite Gunungsewu

Gunung Kidul kembangkan kawasan penyangga Geosite Gunungsewu

Embung Nglanggeran Wisatawan menikmati pemandangan Embung Nglanggeran di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (29/4). Embung atau waduk buatan tadah hujan di kawasan tersebut menjadi daya tarik pariwisata disamping keberadaan gunun

Gunung Kidul,  (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan tim dari geopark akan mengembangkan daerah penyangga di luar 13 geosite yang ada sebagai upaya pemerataan kunjungan wisatawan.

General Manager Geopark Budi Martono di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan dari 13 geosite yang ada di Gunung Kidul, saat ini ada beberapa yang sangat terkenal pariwisatanya, seperti Gua Pindul dan Gunung Purba Nglanggeran.

"Pemkab bersama kami akan melakukan pemerataan kunjungan wisatawan dengan pengembangan kawasan sekitar. Wilayah sisi utara misalnya di Kecamatan Gedangsari ada green village, Desa Mertelu, serta Embung Batara Sriten terus didorong untuk dikembangkan," kata Budi Martono.

Ia mengatakan Tim Geopark Gunungsewu tidak akan menambah geosite, tetapi mengembangkan dengan konsep pengembangan geosite, yakni dengan mengedepankan unsur pendidikan, dan budaya.

Selain itu, lanjut dia, pengembangan di sekitar geosite seperti di Lembang Ngingrong dengan Stone Garden. Diharapkan dengan adanya stone garden bisa memberikan edukasi dan tempat peristirahatan bagi wisatawan.?

Pengembangan nantinya salah satunya akan menambah jumlah batu. Setiap batu akan ada tiga jenis ukuran mulai kecil, sedang dan besar.

"Saat ini masih tahap pertama, nanti akan terus dikembangkan. Akan ada kuliner, penjual souvenir, dan museum batu," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Parisiwata Gunung Kidul Hary Sukmono mengatakan pengembangan tahap kedua akan dilakukan mulai tahun ini. Anggaran yang melalui APBD Gunung Kidul sebesar Rp500 juta untuk pengembangan landscape, dan pengembangan didalam sebesar Rp200 juta. Sementara dari Dinas Pariwisata DIY akan ada anggaran sebanyak Rp1 miliar yang akan digunakan untuk pembuatan jalur pedestarian dan pengembangan luar.

"Ke depan akan dikembangkan akan melengkapi jenis batuan dan melengkapi sarana pendukung. Ini terus berproses, ke depan akan ada informasi mengenai geopark," katanya.

Selain berasal dari Gunung Kidul, batu di Stone Garden akan dilengkapi dari Pacitan dan Wonogiri sebagai gugusan karst Gunungsewu. Harapannya, untuk memperkuat keberadaan geopark Gunungsewu yang diusung pemerintah tiga kabupaten.

"Tahap awal sudah mendapatkan anggaran dari Kementerian Pariwisata sebesar Rp2 miliar, dan Rp885 juta dari dana keistimewaan," katanya.

(U.KR-STR)