Bantul (Antara) - Warga Kweni Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan motif batik dengan menggunakan api pada kain maupun kaos warna putih untuk kemudian produknya dipasarkan.
"Motif batik yang dibuat dengan api hanya menghasilkan warna coklat seperti `malam`. Cara membuat batik api hampir sama dengan memuat batik tulis pada umumnya," kata perajin batik api dusun Kweni Desa Panggungharjo Lugiantoro di Bantul, Rabu.
Menurut dia, pembuatan batik api sudah dilakukan setahun lalu, akan tetapi belum lama ini pembuatan motif batik api yang dikombinasikan dengan motif lain dilakukan pada kaos putih, agar produknya langsung bisa dibeli peminat untuk dikenakan.
"Ide awalnya saya terinspirasi dari Pak Joko seniman lukis beberapa tahun lalu, kemudian saya mencoba eksperimen selama tiga tahun dengan memakai api, dan saya mencoba kalau dengan dibatik gimana dan hasilnya seperti ini," katanya.
Lugiyanto mengatakan, motif batik api yang dituangkan dalam kain dan kaos pernah dipublikasikan dan dipamerkan lewat Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di Yogyakarta pada 2016, dari kegiatan itu ada beberapa pengunjung berminat.
Oleh sebab itu, pria berusia 28 tahun ini akan terus membuat motif batik api pada kaos dengan harapan bisa dipasarkan ke berbagai daerah, mengingat produk yang dibuatnya mempunyai keunikan sendiri, bahkan harganya bisa mencapai ratusan ribu per kaos.
"Saya membuat batik api pada kaos baju belum lama, karena prosesnya yang butuh waktu lama, maka satu kaos paling tidak butuh waktu seminggu. Harganya ada yang Rp200 ribu, namun ada yang Rp450 ribu per kaos, tergantung motif," katanya.
Ia menjelaskan, bahan-bahan batik api yaitu tepung terigu, formalin dan air, campuran bahan-bahan tersebut kemudian dicetakkan pada pola motif batik diatas kain dengan rapi, dan setelah itu dibiarkan beberapa waktu supaya mengering.
Selanjutnya, kata dia, setelah kering dilakukan pembakaran pada motif batik yang akan dibakar. Dalam proses ini harus ada kesesuaian ukuran api dengan objek yang akan dibakar.
"Selesai pembakaran rendam dalam air deterjen selama satu jam, dan cuci kain seperti mencuci pakaian untuk menghilangkan bahan kimia pada kain untuk dan mempermudah proses pewarnaan dengan pewarna batik," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
KAI Yogyakarta operasikan lima KA jarak jauh tambahan saat libur Paskah
Jumat, 29 Maret 2024 17:39 Wib
12 PTN vokasi di Indonesia ikuti API Sarpras PTV
Jumat, 29 Maret 2024 0:21 Wib
KA ekonomi "New Generation" layani pemudik Lebaran
Sabtu, 16 Maret 2024 18:24 Wib
KAI sebut keberangkatan KA dari Daop 5 normal setelah banjir Semarang surut
Jumat, 15 Maret 2024 10:35 Wib
PT KAI modifikasi 60 kereta ekonomi
Jumat, 15 Maret 2024 2:27 Wib
Banjir Semarang, perjalanan KA mutar via selatan
Kamis, 14 Maret 2024 10:02 Wib
Perjalanan KA di pantura terhambat akibat banjir Semarang
Kamis, 14 Maret 2024 7:44 Wib
PT KAI menambah 344 tiket Lebaran 2024
Senin, 11 Maret 2024 19:05 Wib