Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta meminta penguatan peran keluarga dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka sebagai salah satu antisipasi kekerasan pelajar atau di Yogyakarta dikenal dengan istilah "klitih".
"Peran pendidikan keluarga harus dioptimalkan. Apalagi program pendidikan keluarga ini sudah dilakukan sejak 2015 melalui berbagai kegiatan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, program pendidikan keluarga biasanya dilakukan melalui kegiatan "parenting", hari-hari pertama masuk sekolah, serta komunikasi intensif antara sekolah dengan orang tua siswa.
Ia mencontohkan. pada saat hari pertama masuk sekolah dapat dimulai komunikasi intensif antara orang tua siswa dengan guru kelas atau wali kelas. Kedua pihak bisa melakukan serah terima tanggung jawab pendidikan di sekolah dan di rumah.
Selain itu, lanjut Edy, perlu dilakukan penegakan tata tertib siswa di sekolah, serta mengoptimalkan jalur pendidikan nonformal dan informal yang sudah berjalan.
"Setiap sekolah di Yogyakarta juga perlu membentuk Gugus Tugas Antikekerasan. Harapannya, gugus tugas yang sama juga bisa dibentuk di tingkat kelurahan dan kecamatan," katanya.
Namun demikian, Edy menegaskan bahwa peran pendidikan di keluarga menjadi faktor terpenting untuk mengantisipasi terjadinye kekerasan pelajar karena biasanya tindakan negatif tersebut terjadi di luar jam sekolah.
Sementara itu, berdasarkan catatan dari Jogja Police Watch (JPW) pada 2016 hingga 2017 setidaknya terjadi delapan kali kasus "klitih" di DIY dengan kasus terakhir terjadi pada Minggu (12/3) di Jalan Kenari Yogyakarta. Di seluruh kasus, korban mengalami luka akibat senjata tajam, bahkan tidak jarang korban meninggal dunia.
"Aksi seperti ini sangat meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, pelaku harus diberi sanksi tegas agar mereka jera. Proses dengan hukum yang berlaku," kata Kepala Divisi Humas Jogja Police Watch (JPW) Baharuddin Kamba.
Ia pun beharap agar pihak kepolisian terus melakukan patroli secara rutin di lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tempat terjadinya tindak kekerasan terutama saat akhir pekan.
Sedangkan Forum Komunikasi Pengurus OSIS (FKPO) Kota Yogyakarta mengajak pelajar untuk menyalurkan energi mereka pada kegiatan yang positif agar tidak terjerumus pada tindakan kekerasan.
"Aksi kekerasan itu menyimpang dari semangat Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Sebaiknya, energi dan semangat yang mereka miliki disalurkan ke hal-hal positif," kata Ketua FKPO Kota Yogyakarta Fathin Difa. ***4***
(E013)
Berita Lainnya
Sleman gelar apel siaga "Amarta" tanggulangi kenakalan remaja
Senin, 10 April 2023 11:01 Wib
Bupati Sleman ingatkan peran orang tua awasi pergaulan anak
Selasa, 17 Januari 2023 12:56 Wib
Badan Kesbangpol Sleman gandeng ormas cegah kejahatan jalanan
Sabtu, 22 Januari 2022 23:40 Wib
Pemkab Sleman menyosialisasikan aturan Jam Istirahat Anak cegah "klithih"
Senin, 17 Januari 2022 23:21 Wib
Pemkab Sleman menggiatkan patroli malam cegah kejahatan jalanan
Rabu, 5 Januari 2022 23:30 Wib
Wabup Sleman harapkan adanya forum bersama untuk menangani "klitih"
Kamis, 30 Desember 2021 20:43 Wib
Yogyakarta nyalakan PJU dan CCTV untuk cegah "klitih"
Kamis, 30 Desember 2021 17:16 Wib
Pakar : CCTV di kawasan rawan kejahatan jalanan sebaiknya jenis "night vision camera"
Minggu, 9 Februari 2020 16:36 Wib