Lombok Travel Mart incar wisatawan India-Australia

id Lombok Travel Mart

Lombok Travel Mart incar wisatawan India-Australia

Kunjungan Wisatawan ke Lombok, data Pemerintah Kabupaten Lombok Utara setiap hari sebanyak 1600 orang wisatawan masuk ke kawasan wisata Gili Trawangan untuk berlibur. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/ama/17.)

Mataram (Antara) -Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata  Indonesia (ASPPI) Nusa Tenggara Barat JN Wirajagat mengatakan Lombok Travel Mart IV pada 24-26 Maret 2017 mengincar pasar wisatawan asal India dan Australia untuk berkunjung ke daerah itu.

"Wisatawan Australia sempat naik turun, apalagi begitu Jetstar tutup, praktis jumlahnya turun drastis, bahkan tidak ada. Untuk India, karena masih baru, tahun ini kami mengundang travel agent dari India dan Australia ikut supaya wisatawan dari kedua negara itu berlibur di NTB," kata Wirajagat di Mataram, Selasa.

Menurut dia, pangsa pasar wisatawan asal Australia dan India cukup besar di luar negeri, terlebih lagi wisatawan asal Australia yang berkunjung ke Indonesia.

Meski secara data ASPPI tidak memiliki jumlah kunjungan wisatawan kedua negara, namun Wirajagat menilai kedua negara merupakan pangsa pasar yang potensial bagi pariwisata NTB.

"Jadi selain menggarap wisatawan Australia dan India, kami juga tetap fokus menjaring wisatawan Malaysia dan Singapura yang sudah lama menjadi pangsa pasar wisatawan NTB," jelasnya.

DPD ASPPI, kata dia, menargetkan nilai transaksi dari penyelenggaraan LTM ke IV mencapai Rp60 miliar. Jumlah itu di hitung dari total 254 buyer yang akan ikut.

"Tahun ini, kami patok Rp60 miliar nilai transaksi yang diperoleh karena buyer juga meningkat baik dalam negeri dan luar negeri," katanya.

LTM pertama pada 2014 diikuti sebanyak 150 buyer, 41 seller membukukan total nilai transaksi bisa mencapai Rp30 miliar.

Jumlahnya terus meningkat pada penyelenggaran LTM II pada 2015 yang diikuti 200 buyer, 46 seller mencatat nilai transaksi Rp40 miliar lebih.

Kemudian, LTM III pada 2016 yang diikuti 225 buyer, 40 seller membukukan nilai transaksi Rp50 miliar.

Ia menambahkan, dari 254 buyer tersebut 204 berasal dari kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Sumatera Utara, Palembang, Makassar, Kalimantan, Aceh, dan Kupang.

"Kalau dari luar negeri itu, Malaysia 10 orang, Singapura 19 orang, India 10 orang, dan Australia 10 orang," katanya. ***1***(KR-NIA)