Bulog DIY percepat serapan beras antisipasi kekeringan

id pengadaan beras

Bulog DIY percepat serapan beras antisipasi kekeringan

Ilustrasi (Foto antaranews.com) (antaranews)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta mempercepat penyerapan beras petani untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau mendatang.

"Untuk mempercepat penyerapan kami juga membeli gabah petani yang masih basah dengan batas kadar air yang ditentukan," kata Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY Miftahul Adha di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Miftah, hingga 20 Maret 2017 serapan terhadap beras petani di DIY telah mencapai 3.120 ton. Serapan itu jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2016 dengan capaian 800 ton beras.

Ia mengatakan untuk mempercepat penyerapan beras petani Bulog DIY bersedia membeli gabah yang masih basah atau memiliki kadar air maksimal 30 persen sudah dapat dibeli dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp3.700 per kg. Sedangkan untuk gabah kering giling berkualitas bagus dapat dibeli dengan harga komersial di atas HPP mencapai Rp4.600 per kg.

Menurut dia, terobosan penerapan harga komersial itu dilakukan karena harga jual beras di kalangan petani ada yang sudah di atas HPP. Dengan demikian Bulog DIY mampu bersaing dengan tengkulak atau swasta yang berani membeli dengan standar harga di atas HPP.

"Agar minat petani menjual beras atau gabah ke Bulog juga meningkat," kata dia.

Hingga saat ini, persediaan beras yang ada di gudang Bulog DIY mencapai 20.000 ton. Persediaan beras yang tersebar di gudang Bulog DIY di Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan hingga empat bulan mendatang. "Jadi sampai lebaran nanti tidak perlu khawatir, masih aman," kata dia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta memprakirakan musim kemarau akan terjadi secara bertahap di daerah itu mulai April 2017.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, awal musim kemarau akan terjadi secara bertahap mulai dari Gunung Kidul, Kota Yogyakarta, Kulon Progo hingga Sleman bagian utara. Setelah itu, kemarau akan terjadi secara total di DIY mulai Mei hingga Oktober 2017.

(T.L007)