Kadinkes: Kulon Progo terdapat 18 kasus leptopirosis

id tikus

Kadinkes: Kulon Progo terdapat 18 kasus leptopirosis

ilustrasi (dinkes.jogjaprov.go.id)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kasus leptopirosis di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 18 kasus, tiga di antaranya meninggal dunia, kata Kepala Dinas Kesehatan Bambang Haryatno.

Bambang di Kulon Progo, Kamis, mengatakan kasus leptopirosis di Kabupaten Kulon Progo menang mengalami peningkatan pada 2017 ini.

"Kasus leptopirosis ini menyebar di Kabupaten Kulon Progo. Biasanya, kasus ini hanya terdapat di Kecamatan Nanggulan, yakni Desa Wijimulyo yang berdekatan dengan daerah endemis Kabupaten Sleman, sekarang mulai menyebar di Kecamatan Girmulyo, dan Pengasih," kata Bambang.

Menurut dia, tingginya kasus leptopirosis ini juga dipengaruhi oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kulon Progo. Sehingga, tikus-tikus yang ada di pemukiman warga banyak yang berkembang biak. Kasus yang dirawat di rumah sakit meninggal karena kasusnya sudah tua, kondisi tubuh lemah, saat dibawa ke rumah sakit sudah lemah, dan akhirnya meninggal.

"Yang kami rawat di rumah sakit sampai hari ini sebanyak 18 orang, tiga diantaranya meninggal dunia. Kami juga terus melakukan pemantauan di setiap puskesmas dengan melakukan laptotek atau alat untuk mendiagnosa leptospirosis," katanya.

Ia mengatakan pihaknya kehabisan laptotek, dan langsung mengajukan pengadaan ke Dinas Kesehatan DIY. Saat ini, Dinkes sudah mendapat kiriman laptotek sebanyak 20 bok.

"Nantinya, laptotek akan kami distribusikan ke puskesmas-puskemas yang terdapat kasus laptopirosis. Supaya kasus laptopirosis dapat terdeteksi cepat, dan penderitanya dapat kami tangani dengan cepat dan baik," kata Bambang.

Bambang mengatakan penyebaran laptopirosis ini disebabkan melalui pinjal atau kutu yang terdapat di tikus sawah. Kemudian, beberapa rumah yang lembab karena hujan sehingga tikus lebih senang berkembang.

Dia mengatakan gejala-gejala orang yang terkena laptopirosis yakni badan agak panas, kuning, tanda-tandanya seperti hepatitis. Kalau lebih berat lagi, bisa menyerang pada ginjalnya yang akut. Kasus kematian penderita laptopirosis karena ada kegagalan ginjal. Kasus laptopirosis yang dirawat dirumah sakit meninggal karena tidak bisa dilakukan kemodalisa.

"Penderita laptopirosis yang dapat dikemodalisa akan kembali sehat," katanya.

Bambang mengatakan upaya pencegahan laptopirosis yakni melakukan pola hidup sehat dengan cuci tangan bersih, cuci tangan sebelum makan, mandi, cuci kaki setelah berpergian.

"Kemudian, lingkungan perlu dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Tempat-tempat yang dipakai untuk tikus menjadi perhatian, jangan sampai dibiarkan begitu saja. Pemberantasan tikus harus dilakukan secara serentak," katanya.
KR-STR