Talut longsor Klitren ditangani dengan karung pasir

id talut

Talut longsor Klitren ditangani dengan karung pasir

Ilustrasi (foto p2kp.org)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta menyiapkan 1.000 karung yang akan diisi pasir untuk penanganan sementara talut Sungai Belik yang longsor di Klitren, Yogyakarta.

"Penanganan dilakukan sementara dengan karung yang diisi pasir. Kami sudah distribusikan karungnya, nanti yang akan mengerjakan adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta bersama warga sekitar," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta Aki Lukman di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Aki, sembari melakukan penanganan sementara, Dinas PUPKP Kota Yogyakarta akan melayangkan surat ke Balai Besar Wilayah Serayu-Opak (BBWSO) untuk meminta izin melakukan perbaikan talut longsor Sungai Belik di Klitren dan sekaligus memperbaiki talut Sungai Belik yang sudah retak-retak di sekitar Jembatan Tunjung.

"Bagaimanapun juga, kawasan sungai adalah kewenangan BBWSO sehingga kami harus meminta izin mereka," kata Aki yang memperkirakan kebutuhan dana untuk perbaikan talut di Klitren mencapai sekitar Rp140 juta.

Jika BBWSO memberikan izin, maka Aki memastikan bahwa talut akan dibangun menyesuaikan kondisi yang sudah ada dan tidak akan mengubah lokasi talut menjadi menjorok ke arah sungai.

"Dari kondisi yang ada sekarang, sangat dimungkinkan bangunan-bangunan di sepanjang sungai tersebut menyalahi sempadan. Oleh karena itu, kami harus sangat berhati-hati jika nanti diizinkan membangun," katanya.

Talut di Klitren tersebut longsor sepanjang 20 meter akibat meningkatnya debit air Sungai Belik saat terjadi hujan lebat pada Selasa (21/3) dan merusak sejumlah rumah warga.

Selain penanganan jangka pendek, Dinas PUPKP Kota Yogyakarta juga sudah menyiapkan perencanaan untuk penanganan jangka panjang yaitu membuat beberapa sudetan di Sungai Belik menuju Sungai Gajah Wong. Namun demikian, kata Aki, pembuatan sudetan tersebut membutuhkan dana yang cukup banyak.

"Saya berharap, jika drainase di Jalan Kenari selesai tahun ini, maka akan membantu mengurangi debit air Sungai Belik dari wilayah Gayam. Nantinya, akan ditambah lagi beberapa sudetan untuk semakin mengurangi volume air Sungai Belik," katanya.

Sejumlah titik sudetan yang direncanakan dibangun ada di Jalan Pramuka dengan dana sekitar Rp3,6 miliar, pembuatan sudetan Sungai Belik melalui Jalan Kusumanegara, dan sudetan melalui drainase di Jalan Babaran.

"Dengan adanya sudetan-sudetan ini, diharapkan tidak ada lagi luapan air Sungai Belik yang menggenangi permukiman warga di sekitarnya," katanya.
E013
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024