Bantul dorong nelayan manfaatkan kapal ikan besar

id kapal

Bantul dorong nelayan manfaatkan kapal ikan besar

Ilustrasi kapal ikan (antarafoto.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong nelayan pantai selatan daerah ini memanfaatkan kapal ikan besar bantuan pusat saat cuaca ekstrem seperti saat ini.

"Kami sebetulnya sudah punya beberapa kapal besar, jadi kalau dengan cuaca buruk seperti ini, semestinya pakai kapal yang besar itu," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Rabu.

Ia mengatakan pemanfaatkan kapal ikan besar bagi nelayan dalam mencari ikan itu di laut sebagai langkah sementara saat terjadi gelombang tinggi akibat cuaca ekstrem hingga membuat nelayan tidak melaut dengan perahu motor tempel tersebut.

"Kalau pakai kapal besar tetap bisa melaut walaupun hasilnya tidak maksimal, tetapi tetap lumayan. Kalau misalnya nelayan sanggup, bisa ikut organisasinya karena kapal besar itu untuk nelayan Bantul," katanya.

Ia mengatakan setidaknya ada dua kapal ikan besar yang telah dihibahkan pemerintah ke kelompok nelayan atau koperasi nelayan Bantul, hanya saja kapal-kapal tersebut saat ini ditambatkan di Pelabuhan Sadeng Gunung Kidul.

"Kapal-kapal itu di Pelabuhan Sadeng Gunung Kidul karena Bantul tidak punya pelabuhan di pantai selatan, tetapi itu punya masyarakat Bantul yang bisa dipakai bareng-bareng, ada koperasinya juga," katanya.

Menurut dia, nelayan Bantul yang ikut nelayan menangkap ikan dengan kapal besar jumlahnya masih sedikit atau sekitar 15 nelayan, sementara sisanya teman-teman nelayan dari daerah lain atau Gunung Kidul.

"Kalau nelayan yang pakai kapal besar dari luar saya tidak hafal, namun kalau yang dari Gunung Kidul itu yang sudah ahli-ahli, jadi untuk nelayan Bantul masih perlu dilatih agar bisa ikut kapal ikan," katanya.

Sementara itu, menurut dia, kondisi yang dialami nelayan pantai selatan yang tidak melaut karena gelombang tinggi ini sudah dirasakan nelayan dalam beberapa hari terakhir. Ini disebabkan faktor cuaca ekstrem pada musim pancaroba.

"Ini karena faktor cuaca ekstrem. Kalau menurut BMKG itu prediksinya sampai pertengahan April, hanya saja kalau ketinggiannya belum tahu, tetapi itu pengaruh angin dan hujan," katanya.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024