BPTP kembangkan teknologi membudidayakan padi di Bantul

id padi

BPTP kembangkan teknologi membudidayakan padi di Bantul

ilustrasi, Tanaman padi (Foto Antara)

Bantul, (Antara Jogja) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta pada tahun 2017 mengembangkan demplot padi dengan teknologi tanam Jajar Legowo Super di Dusun Kanten, Desa Kebonagung Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Jajar Legowo Super (Jarwo Super) ini salah satu inovasi teknologi budi daya padi untuk meningkatkan produksi padi," kata Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Arlyna Budi Pustika di Bantul, Jumat.

Menurut dia, pada acara tanam serentak bersama sejumlah pejabat terkait dalam rangka pelaksanaan demplot Jarwo Super, pengembangan demplot padi dilaksanakan Kelompok Tani Sasono Catur atas pendampingan penyuluh BPTP Yogyakarta.

Arlyna mengatakan demplot padi Jarwo Super di lahan seluas tiga hektare itu dalam pelaksanaannya menggunakan varietas unggul baru Inpari 30, Inpari 31 dan Inpari 32 yang memiliki daya hasil tinggi dengan perlakuan agrimet.

"Untuk pengolahan tanah dilakukan dengan penyemprotan dekomposer, sementara tanam dilakukan tanam serempak dengan menggunakan mesin tanam atau transplanter," katanya.

Ia mengatakan, untuk upaya pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan dengan gerakan tanam refugee, lampu perangkap dan feromen PBP.

Menurut dia, teknologi padi Jarwo Super merupakan budi daya padi secara terpadu dengan lima komponen teknologi pelengkap berbasis cara tanam jajar legowo seperti yang telah diterapkan sebagian petani daerah ini di bawah binaannya.

"Teknologi Jarwo Super sudah diuji keunggulannya oleh Balai Besar Penelitian Padi pada musim tanam 2016 melalui area seluas 50 hektare pada lahan sawah irigasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat," katanya.

Ia menjelaskan, dengan varietas unggul baru teknologi itu mampu menghasilkan produktivitas di atas 10 ton gabah kering giling (GKG) per hektare, sedangkan yang di luar demo area produktivitasnya hanya sekitar enam ton GKG per hektare.

"Selain itu, dari hasil analisis usaha tani juga menunjukkan bahwa teknologi Jarwo Super sangat layak dikembangkan pada skala luas. Dan karena keunggulannya itu maka dilakukan di Bantul," katanya. ***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024