Objek wisata diminta miliki proteksi kebakaran

id proteksi kebakaran obyek wisata

Objek wisata diminta miliki proteksi kebakaran

Pemadam kebakaran Yogyakarta sedang melakukan simulasi kebakaran di obyek wisata Taman Pintar Rabu (19/4) (Foto ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati/ags17)

Yogyakarta (Antara) - Ancaman kebakaran tidak hanya dialami oleh rumah atau perkantoran, namun juga berpotensi terjadi di objek wisata sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta meminta objek wisata memiliki proteksi kebakaran.

"Objek wisata masuk dalam kategori tempat umum sehingga proteksi kebakaran sangat penting dimiliki sebagai penanganan awal apabila terjadi kebakaran," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, sebuah objek wisata harus mengantongi sertifikat proteksi kebakaran sebagai salah satu syarat operasional. Proteksi kebakaran tersebut meliputi ketersediaan fasilitas penunjang pemadam kebakaran termasuk jalur evakuasinya.

"Bisa saja nanti syarat proteksi kebakaran ini digabungkan dengan sertifikasi untuk mitigasi bencana lain, khususnya bencana alam," kata Agus.

Selain untuk objek wisata, sertifikasi untuk proteksi kebakaran juga wajib diterapkan bagi bangunan lain seperti perhotelan dan tempat umum lainnya.

"Saat penilaian sertifikat layak fungsi (SLF) untuk bangunan, kami pasti akan mengecek secara menyeluruh fasilitas pemadam kebakaran yang ada. Mulai dari tekanan hidran hingga alarm kebakaran. Jika tidak berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi semuanya," kata Agus.

Sedangkan untuk penanggulangan kebakaran secara menyeluruh, Agus menandaskan perlunya disusun sebuah prosedur operasional standar penanganan yang harus dilakukan khususnya koordinasi lintas instansi. Di antaranya dengan kepolisian, Dinas Perhubungan, wilayah, layanan kegawatdaruratan hingga relawan.

"Dengan adanya standar dalam penanganan, maka semua pihak akan mengerti tugas yang harus dijalankan sehingga penanganan kebakaran bisa dilakukan dengan lebih cepat," katanya.

Selain itu, kata Agus, kemampuan petugas untuk menangani kebakaran juga perlu terus diasah sehingga proses penanganan semakin baik. Salah satunya dengan menggelar simulasi penanggulangan kebakaran di Taman Pintar Yogyakarta.

Dalam simulasi penanggulangan kebakaran tersebut dilakukan upaya memadamkan api yang melahap lantai tiga Taman Pintar dan melakukan evakuasi terhadap sejumlah korban. Evakuasi korban juga dilakukan menggunakan tali dari atap gedung.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan, simulasi penanggulangan kebakaran di Taman Pintar merupakan "pilot project" untuk penanganan kebakaran di objek wisata.

"Seandainya terjadi kebakaran di objek wisata lain, maka standar penanganan yang diterapkan akan sama seperti saat simulasi sekarang," katanya.

Ia pun berharap, seluruh objek wisata di Kota Yogyakarta memiliki proteksi kebakaran dengan melengkapi fasilitas pemadam kebakaran serta jalur evakuasi jika terjadi kebakaran atau bencana lainnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelola Taman Pintar Yogyakarta Afia Rosdiana mengatakan, sekitar 70 persen peralatan yang ada digerakkan dengan tenaga listrik.

"Untuk fasilitas pemadam kebakaran, kami sudah memiliki 50 alat pemadam api ringan (APAR) dari berbagai jenis, mulai dari air, `powder` hingga CO2. Namun, kami belum memiliki tempat yang ditetapkan sebagai titik kumpul jika terjadi kebakaran atau bencana," katanya.

Ia berharap simulasi kebakaran yang dilakukan bisa memberikan edukasi dan meningkatkan kemampuan petugas di Taman Pintar saat menangani kebakaran. ***4***(E013)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024