PBNU apresiasi Masjid Zhenjiao diChina

id PBNU apresiasi Masjid Zhenjiao diChina

PBNU apresiasi Masjid Zhenjiao diChina

ilustrasi PBNU

Jakarta (Antara) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Sulton Fatoni memberi apresiasi terhadap Masjid Zhenjiao di Hangzhou, China yang hingga kini masih terjaga kelestariannya sejak didirikan pada era Dinasti Tang (618-907 Masehi).

"Saya terkesan dengan tata desain dan arsitektur lingkungan Masjid Phoenix," kata Sulton kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan tempat ibadah dengan nama lain Masjid Phoenix itu merupakan masjid tertua kedua di China setelah Masjid Huaisheng, Guangzhou yang dibangun pada 627 Masehi oleh sahabat Saad bin Abi Waqqash.

"Mula-mula jalan raya lalu kita masuki gapura kompleks masjid yang cukup asri. Jalan kaki menuju pintu gerbang masjid kira-kira sepanjang 300 meter. Jalannya cukup lebar dengan batu batu yang tertata rapi. Satu sisi jalan terdapat sungai kecil berair jernih, deretan toko oleh-oleh yang dirindangi pepohonan yang berderet di bahu kanan kiri jalan," kata Sulton mengomentari Masjid Zhenjiao.

Kemudian memasuki pintu gerbang masjid, kata dia, terdapat bangunan yang di sebelah kanan kirinya dihiasi dengan situs budaya dan catatan sejarah masjid. Sedikit ada lorong lalu bersambung dengan halaman masjid yang kanan kirinya terdapat bangunan yang bisa difungsikan menjadi madrasah baru setelah itu mememasuki pintu masjid.

Dia mengatakan di bagian sudut untuk imam shalat tertulis ayat Al quran yang belum mengalami pemugaran sejak masjid didirikan. Sisi kanan sudut imam terdapat mimbar lengkap dengan tongkat "ansitu" seperti di masjid yang terletak di Shanghai.

Saat mengunjungi Masjid Zhenjiao, Sulton mengatakan dirinya bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan rombongan bertemu dengan Imam Masjid Phoenix Syaikh Maksum.

Syaikh Maksum, kata dia, berdiskusi cukup lama dengan Said Aqil tentang ke-Islaman dan kebudayaan. "Kata Kiai Said Aqil lirih ke saya 'dia alim, padahal belajar ke Mesir cuma tiga bulan'. Saya memang menyaksikan kedua kiai beda negara itu membaca teks Arab, membedah nahwiyah, sharraf, balaghah, sedikit bantah bantahan tentu dengan selingan tawa," kata dia.

Menurut dia, diskusi ringan kedua tokoh Muslim Indonesia-China tersebut menguak realitas tentang negeri Tirai Bambu yang makin menghormati hak warganya menjalankan keyakinan agamanya.

Shaikh Maksum mengatakan di Masjid Zhenjiao dapat melaksanakan kegiatan keagaamaan seperti shalat Jumat dan aktivitas lainnya.

"Di setiap ibadah shalat Jumat kami berkumpul hin¿ga mencapai seribu lima ratus orang, meluber hingga ke jalan raya. Tidak ada masalah di sini. Setiap pekan kami menggelar pengajian rutin di masjid ini yang diikuti masyarakat." ***4***(A061)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024