Kapolri: gejolak keamanan jangan sampai pengaruhi investor

id gejolak keamanan jangan sampai pengaruhi investor

Kapolri: gejolak keamanan jangan sampai pengaruhi investor

Kapolri (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/16)

Yogyakarta (Antara Joja) - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan gejolak politik dan keamanan jangan sampai mengakibatkan para investor luar negeri mencabut modal yang ditanam di Indonesia.

"Kita harus mempertahankan jangan sampai para investor itu lari dari Indonesia," kata Jenderal Tito dalam acara Ramah Tamah Kapolri dan Civitas Akademika UGM di Graha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Rabu.

Menurut Tito, konflik sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat khususnya yang menyinggung isu Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan (SARA) memiliki pengaruh yang kuat terhadap stabilitas penanaman modal di Indonesia.

Untuk mendukung pembangunan, kata dia, Indonesia mau tidak mau masih membutuhkan sokongan dana investasi dari negara-negara maju seperti Jepang dan Tiongkok. Hambatannya, ketika Indonesia menjalin kerja sama ekonomi dengan negara-negara itu, kerap muncul sentimen negatif berbau SARA yang dilontarkan oknum tertentu.

Isu SARA, menurut dia, merupakan isu sensitif yang bisa menyinggung siapa saja yang pada gilirannya mampu mengganggu stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan.

Sementara di sisi lain, menurut Tito, tingkat ketimpangan ekonomi atau rasio gini di Indonesia yang masih tinggi juga turut mempengaruhi stabilitas keamanan di era demokrasi saat ini. Tingginya gini rasio Indonesia di kisaran 0,41 ditandai dengan jumlah masyarakat kelas ekonomi lemah yang masih dominan.

"Kalau "low class" mendominasi pasti gejolak akan timbul apalagi saat ini semua bebas berbicara," kata dia.

Oleh sebab itu, menurut Tito, agar pembangunan ekonomi nasional bisa stabil, maka stabilitas politik dan keamanan harus tetap terjaga. "Karena apabila pertumbuhan ekonomi Indoneisa 5,02 persen bisa terus dipertahankan maka pada 2035 Indonesia berpeluang menjadi kekuatan ekonomi nomor lima dunia," kata dia.



(T.L007)