Empat desa ditetapkan sebagai desa tangguh bencana

id desa tangguh bencana

Kulon Progo (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah DI Yogyakarta menetapkan empat desa di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, sebagai desa tangguh bencana.

Kepala BPBD DIY Kridho Suprayitno di Kulon Progo, Rabu, mengatakan empat desa tersebut yakni Desa Purwoharjo, Desa Ngargosari, Desa Banjarsari, dan Desa Kebonharjo.

"Paradigma penanganan bencana sekarang sudah berbeda. Jika dahulu sifatnya responsif, sekarang sifatnya partisipatif. Untuk itu, kami menetapkan desa tangguh bencana," kata Kridho dalam Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional di DIY 2017.

Menurut dia, desa tangguh bencana artinya ada pencegahan dini berupa partisipasi, dan inilah makna kita hari ini di DIY dalam rangka kesiapsiagaan bencana nasional, yang dipusatkan di Samigaluh Kulon Progo, sekaligus launching desa tangguh bencana.

Kegiatan ini melibatkan berbagai komponen, baik dari sektor swasta, pemerintah bahkan teknis seperti rektor UGM, DPR, provinsi maupun kabupaten.

"Hal ini dinilai merupakan pelaksanaan dalam rangka mitigasi baik itu dari unsur kebijakan maupun dari unsur operasional lapangan. Untuk itu, hari ini adalah launching berupa simulasi untuk mengecek sejauh mana ketangguhan masyarakat terhadap risiko bencana. Temanya adalah Ayo, siap selamat," kata Kridho.

Terkait kesiapan masyarakat, disampaikan ada beberapa item yang perlu didorong terutama berkaitan dengan pendadakan. Hal ini memang perlu adanya pola-pola yang terintegrasi, karena ini adalah gabungan.

Ia mengatakan masih ada beberapa simpul yang harus didorong, dalam rangka untuk mensinkronkan biar tidak tumpang tindih dalam penanganan kebencanaan. Sehingga makna kegianan ini merupakan bentuk wujud mengecek sampai sejauh mana standar operasional pelaksanaan yang ada dibuat oleh masing masing desa, dalam bentuk desa tangguh bencana.

"Tahun ini ditarget 29 desa se-DIY, untuk Kulon Progo ada sepuluh lokasi, ini lokasi ke enam, dan masih sisa empat akan disimulasikan setelah hari ini perlu disempurnakan," kata Kridho.

Dia mengatakan adanya simulasi agar masyarakat tidak gugup kalau sewaktu-waktu ada bencana, masyarakat sudah memiliki bekal karena berdasar kajian yang ada, ketika ada bencana, persentase untuk penyelamatan untuk dirinya sendiri 35 persen. Sehingga masyarakat harus diberi bekal yang cukup untuk ketangguhan ayo selamat dalam risiko bencana.

"Maknanya desa tangguh bencana itu penyelamatan dalam rangka kapasitas masyarakat itu sendiri," kata dia.

Sementara itu, Asisten I Setda Kulon Progo Arief Sudarmanto mengatakan Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di DIY yang rawan terhadap nencana, karena memiliki 10 ancaman bencana.

Salah satunya ancaman tanah longsor di 21 desa di seputra Pegunungan Menoreh yang terdiri dari lima desa di Kecamatan Kokap, sati desa di Kecamatan Pengasih, empat desa di Kecamatan Girimulyo, tujuh desa di Kecamatan Samigaluh, dan empat desa di Kecamatan Kalibawang.

Menurut dia, desa tangguh bencana paling tidak memiliki unsur-unsur pelibatan seluruh lapisan masyarakat, pemanfaatan sumber daya lokal, pengurangan kerentanan, peningkatan pengetahuan dan kesadaran, peningkatan kapasitas, manajemen risiko, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana (PRB), dukungan pemerintah serta pembangunan berbasis PRB.

"Kami berharap desa tangguh bencana dapat menimalkan korban bencana bila terjadi bencana," harapnya.

(U.KR-STR)