2.300 KK Bantul tinggal di wilayah bencana

id BPBD

2.300 KK Bantul tinggal di wilayah bencana

Ilustrasi--BPBD (antaranews)

Bantul (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sekitar 2.300 kepala keluarga di daerah ini tinggal di wilayah rawan bencana.

"Hasil kajian dan pemetaan kita, warga yang tinggal di zona merah rawan bencana sekitar 2.300 KK yang tersebar di 15 desa di Bantul," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Jumat.

Dengan demikian, menurut dia, ribuan keluarga yang tinggal di zona merah rawan bencana baik tanah longsor, banjir dan angin kencang itu harus selalu mewaspadai potensi bencana itu dengan terus meningkatkan kesiapsiagaan diri.

Ia mengatakan, berbagai macam bencana alam memang berpotensi terjadi di wilayah Bantul termasuk gempa. Namun bencana yang sering terjadi di Bantul sebagian besar bencana hidrometrologi.

"Tren bencana di Bantul kalau kita lihat di 2016 itu sekitar 98 persen bencana hidrometrologi seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang. Kejadian seperti itu setiap tahun pasti ada," katanya.

Dwi menyebut beberapa wilayah Bantul yang menjadi perhatian BPBD karena potensi bencananya cukup tinggi terutama tanah longsor yaitu di wilayah Desa Wukirsari dan Sriharjo Imogiri, kemudian sebagian di wilayah Piyungan.

"Yang dilakukan pemerintah daerah untuk mengurangi risiko bencana dengan mendukung kesiapsiagaan masyarakatnya, menyiapkan jalur evakuasi hingga menyediakan tempat evakuasi sementara," katanya.

Namun demikian, kata dia, untuk penanganan terhadap warga yang tinggal di wilayah rawan bencana perlu dilakukan relokasi atau dipindah ke tempat yang lebih aman, namun program relokasi ini perlu dukungan desa untuk kesiapan lahannya.

"Program relokasi kita itu tidak hanya sekadar memindahkan warga, namun apakah tempat aman yang ditempati itu bisa berkembang atau tidak juga perlu dipikirkan," katanya.

(KR-HRI)