Pemkab diminta promosi produk "bela beli"

id bela beli kulon progo

Pemkab diminta promosi produk "bela beli"

Perajin batik di Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DIY, melakukan berbagai inovasi untuk mendongkrak penjualan ditengah gempuran batik tektil dari China. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sihabudin meminta pemerintah kabupaten setempat melakukan promosi produk "bela beli" kabupaten itu seperti batik dan makanan khas ke daerah lain.

Sihabudin di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan Kabupaten Kulon progo mempunyai ikon yang sudah ditentukan seperti batik geblek renteng perlu adanya promosi tidak hanya di wilayah Kulon Progo tetapi juga tingkat nasional serta internasional. Begitu pula dengan makanan khas Kulon Progo.

"Hal itu perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh mengingat Kulon Progo mendatang akan menjadi salah satu wilayah penting di DIY," kata Sihabudin.

Menurut dia, slogan "bela beli" Kulon Progo tidak hanya menjadi slogan, tetapi implementasi di semua bidang, tidak terkecuali di bidang kebudayaan.

"Potensi dan partisipasi budayawan lokal perlu mendapatkan perhatian khusus," katanya.

Menurut dia, pengembangan budaya diharapkan mampu mendorong pembentukan karakter bagi warga Kulon Progo. DPRD mendorong untuk menggali budaya asli Jawa ataupun Kulon Progo yang mampu berkontribusi terhadap pembentukan karakter dan budi pekerti luhur untuk dibudayakan, misalnya bisa dimulai dengan pelatihan bahasa Jawa, penetapan hari menggunakan bahasa Jawa.

Filosofi dari budaya dan kesenian lokal baik itu berupa tarian, nyanyian, drama, ungkapan tidak dipahami oleh pelaku kesenian tersebut, apalagi penontonnya, karena itu perlu adanya pendidikan pemahaman filosofi kesenian dan budaya.

Selanjutnya, potensi seni rupa di Kabupaten Kulon Progo sangat besar dengan banyaknya seniman-seniman seni rupa asli Kulon Progo sehingga potensi tersebut perlu mendapatkan perhatian dari segi pemberdayaan/penganggaran sehingga potensi tersebut dapat tergali dengan optimal.

"Kami mendorong pembinaan pemkab terhadap berkembangnya kesenian baik seni tradisional maupun kesenian yang bersikap agamis sehingga tidak tergantung pada dana keistimewaan," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Kebudayaan Kulon Progo Marwanto mengatakan Pemkab Kulon Progo harus memiliki peta potensi budaya. Hal ini sebagai acuan dalam pengembangan potensi lokal dalam mendukung pembangunan.

"Dalam waktu tiga tahun ke depan, Kulon Progo akan berubah seiring pembangunan bandara. Jangan sampai kita gagap dan kita ketinggalan. Untuk itu, pemkab harus menyiapkan sumber daya manusia dan melibatkan dalam pembangunan yang berbasis budaya," katanya.


(KR-STR)