Perpustakaan dinilai menjelma menjadi tempat menyenangkan

id uin

Perpustakaan dinilai menjelma menjadi tempat menyenangkan

Konferensi Internasional ke-5 Perpustakaan Khusus Asia di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.(Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Perpustakaan kini menjelma menjadi sebuah tempat yang menyenangkan, kata Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Labibah Zain.
    
"Perpustakaan kini didekorasi menarik, menjadi tempat kegiatan seminar, diskusi, dan berbagi ilmu yang kondusif, nyaman, dan tidak membosankan," katanya di Convention Hall Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga di Yogyakarta, Rabu (10/5).
    
Pada Konferensi Internasional ke-5 Perpustakaan Khusus Asia yang diselenggarakan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dan Special Library Association (SLA) Asia, Labibah mengatakan kemajuan fungsi perpustakaan saat ini tidak lepas dari sumbangan pemikiran pustakawan.
    
Menurut dia, konferensi itu menghadirkan para profesional dan ilmuwan informasi yang banyak terlibat dalam praktik dan penelitian perpustakaan, dan disiplin lain yang terkait dengan bidang studi informasi dan perpustakaan.
    
"Mereka terdiri atas profesional bidang ilmu perpustakaan dan informasi, pengambil kebijakan, akademisi, pendidik, manajer konten dan pengetahuan, serta profesional bidang teknologi informasi, penyedia informasi termasuk vendor, agregator, dan penerbit," katanya.

Ia mengatakan, "event" itu menjadi pertukaran pengetahuan dan keterampilan antarpustakawan dan pegiat perpustakaan di lingkup Asia dengan perspektif global sehingga diharapkan dari kegiatan tersebut melahirkan pemikiran yang memberikan sumbangan besar terhadap masa depan perpustakaan secara berkelanjutan.
   
"Konferensi di UIN Sunan Kalijaga itu mengusung tema 'Preservasi Budaya melalui Peprustakaan di Era Digital'. Kegiatan itu diselenggarakan rutin setiap dua tahun sekali," kata Labibah yang juga President Elected SLA Asian Chapter periode 2017-2019.
    
Sebelum diselenggarakan di UIN Sunan Kalijaga, menurut dia, konferensi itu pernah diadakan di India, Jepang, Filipina, dan Korea Selatan.

"Konferensi internasional yang berlangsung pada 10-12 Mei 2017 itu didukung Perpustakaan Nasional RI, BPAD Yogyakarta, Goethe Institute, Forum Perpustakaan Khusus Indonesia, dan Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga," katanya.
 
Selain seminar, menurut dia, konferensi itu juga diisi presentasi paper dari Indonesia, India, Filipina, Pakistan, Malaysia, dan Arab Saudi, serta "cultural event" yang menampilkan dolanan anak tradisional dan penulisan aksara jawa.
    
"Kegiatan itu juga diisi pameran, gala dinner, dan 'cultural visits' keliling Yogyakarta, pertunjukan bibliodance, menyanyi, teater, dan pembacaan puisi," kata Labibah yang juga ketua panitia konferensi tersebut.

(B015)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024