Petani Srikayangan kewalahan penuhi permintaan bawang merah

id bawang merah

Petani Srikayangan kewalahan penuhi permintaan bawang merah

Petani bawang merah Kabupaten Gunung Kidul, DIY, melakukan perawatan tanaman. Petani harapannya, harga bawang ditingkat pedagang tetap tinggi pada saat panen. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Petani bawang merah Desa Srikayangan, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kewalahan memenuhi permintaan bawang merah dan benih karena tingginya permintaan.

Ketua Kelompok Tani Sri Tani Rukun Karangasem Kulon Murjono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan luas lahan sawah Bulak Srikayangan sekitar 400 meter, sejak Januari sekitar 80 hingga 100 hektare ditanami bawang merah.

"Dari hasil produksi Januari 2017 hingga April, bawang merah dari Srikayangan dibeli tengkulak dari wilayah Sumatera," katanya.

Ia mengatakan kualitas bawang merah produk petani Sriyangan bagus. Daging bawang tidak berlapis, beda dengan hasil produksi dari Demak dan Brebes (Jawa Tengah), seperti kue lapis dagingnya.

Selain itu, dari segi waktu tanam, benih bawang merah Srikayangan hanya berumur 45 hari sudah panen. Di luar Srikayangan, umur bawang merah sekitar 55 hari baru dipanen.

Harga benih siap taman mencapai Rp60 ribu per kg. Satu kilogram benih mampu menghasilkan 15 kg, bila tanaman bawang merah dirawat dengan baik.

"Harga bawang merah dari Srikayangan biasanya lebih tinggi dibanding daerah lain. Selisih harga bisa mencapai Rp6.000 hingga Rp7.000 per kg," katanya.

Murjono mengatakan harga bawang merah di tingkat petani sudah mencapai Rp25 ribu per kg. Harga itu sudah borongan, petani terima bersih. Biaya cabut bawang dan membersihkan bawang ditanggung tengkulak atau pedagang.

"Kami terima bersih. Harga Rp25 ribu per kg ini cukup tinggi sejak beberapa bulan terakhir," katanya.

Ia mengatakan luas lahan tanamnya 2.200 meter persegi, hasil panennya mencapai 3,3 ton. Harga bawang merah Rp25 ribu per kg.

"Saat panen, beberapa waktu lalu, saya terima uang Rp64 juta," katanya.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Eko Purwanto mengatakan harga benih bawang merah yang tinggi disebabkan panen bawang merah di akhir tanam 2015 atau awal 2016 kurang berhasil karena serangan virus.
Akibat hal itu, produksi benih turun, termasuk juga turunnya bawang merah konsumsi.

"Kenaikan benih bawang merah juga dibarengi dengan pembatasan kran impor bawang merah," katanya.

Eko mengatakan Dispertan Kulon Progo tidak memberikan alokasi bantuan benih bawang merah kepada petani.
Namun demikian, melalui kerja sama dengan Bank Indonesia ada stimulan pengadaan benih bawang merah untuk demplot di Desa Srikayangan.

"Jumlah bantuan tidak banyak, hanya delapan kelompok wanita tani (KWT) bersama saprodi lainnya," kata dia.

(U.KR-STR)