Sleman (Antara Jogja) - Museum Rekor Dunia Indonesia memberikan dua penghargaan kepada Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia berupa rekor anggota terbanyak dan edukasi perbankan secara serentak di lokasi dan oleh direksi bank terbanyak.
Penghargaan tersebut disampaikan langsung Senior Manager Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Sri Widayati bersama dengan peresmian Hari Bank Perkreditan Rakyat - Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR-BPRS) Nasional 21 Mei di Komplek Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
"Muri memberikan dua penghargaan kepada Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) yaitu rekor anggota bank terbanyak dan edukasi perbankan secara serentak di lokasi dan oleh direksi bank terbanyak. Kami berikan piagam penghargaan kepada Perbarindo atas rekor yang dicapai," kata Sri Widayati.
Menurut dia, Muri mencatat ada 1.634 BPR-BPRS yang tergabung dalam Perbarindo.
"Perbarindo juga melakukan edukasi perbankan secara serentak di lokasi dan oleh direksi bank terbanyak, yaitu lebih dari 2.000 direksi," katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Perbarindo Djoko Suyanto mengatakan industri bank perkreditan rakyat mampu tumbuh signifikan di tengah persaingan usaha yang semakin ketat dan regulasi yang semakin protektif.
"Pertumbuhan signifikan tersebut ditunjukkan dengan aset industri BPR pada Februari 2017 yang tumbuh sebesar 10,88 persen dari Rp102 triliun menjadi Rp113 triliun dibandingkan periode sebelumya.Pada sisi kredit yang diberikan tumbuh sebesar 9,78 persen, dari Rp75 triliun menjadi Rp82 triliun," katanya.
Menurut dia, jumlah tabungan yang berhasil dihimpun mencapai Rp23,4 triliun atau tumbuh sebesar 12,69 persen dan deposito tumbuh sebesar 10,79 persen dari Rp46 triliun menjadi Rp53 triliun.
"Jumlah nasabah yang sudah dilayani industri BPR mencapai 14 juta lebih nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini outlet yang dimiliki BPR sebanyak 6.090 unit kantor yang terdiri dari 1.630 kantor pusat, 1.607 kantor cabang dan 2.853 kantor kas," katanya.
Ia mengatakan, sampai saat ini pemahaman masyarakat terhadap BPR dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) dirasakan masih sangat kurang, dan ada kesan di masyarakat keberadaan BPR dan BPRS hanya untuk meminjam uang.
"Perlu ada momentum untuk meningkatkan `awareness` dan pemahaman masyarakat terhadap perbankan khususnya industri BPR ? BPRS," katanya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengatakan, keberadaan BPR-BPRS diakui di undang-undang.
"BPR-BPRS memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan ekonomi di Indonesia, terutama di daerah-daerah pedesaan," katanya.
Ia menyambut baik kegiatan yang dilakukan Perbarindo dengan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait BPR-BPRS.
"Diharapkan BPR-BPRS dapat dikelola lebih baik lagi sehingga keberadaannya makin dicintai dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," katanya.
(V001)
Berita Lainnya
BI-Rate naik 25 basis poin menjadi 6,25 persen
Rabu, 24 April 2024 15:51 Wib
Dampak konflik geopolitik, BI perlu pertahankan bunga
Rabu, 24 April 2024 5:56 Wib
Bank BPD DIY salurkan CSR untuk pengembangan wisata Sendang Sombomerti
Selasa, 23 April 2024 11:40 Wib
Bisnis emas di Indonesia naik 27,2 persen
Minggu, 21 April 2024 1:05 Wib
Utang luar negeri RI terkendali
Jumat, 19 April 2024 15:49 Wib
BI diprediksi memangkas BI-Rate hingga 50 bps
Kamis, 18 April 2024 19:10 Wib
CooperVision-Plastic Bank kerja sama daur ulang plastik di Indonesia
Kamis, 18 April 2024 6:27 Wib
Bawaslu Bantul menggandeng bank BUMD kelola anggaran Pilkada 2024
Jumat, 5 April 2024 19:18 Wib