Yogyakarta, (Antara Jogja) - Badan Pusat Statistik mencatat jumlah usaha nonpertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta dari hasil sementara Sensus Ekonomi 2016 mencapai 533,670 unit usaha atau meningkat 32,33 persen dari jumlah usaha hasil Sensus Ekonomi 2006.
"Tumbuh 32,33 persen dibanding hasil Sensus Ekonomi 2006 yang masih sebesar 403.348 unit usaha," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY JB Priyono dalam sosialisasi Hasil Pendaftaran Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.
Priyono menjelaskan dari 533,670 unit usaha ini, sebanyak 524.935 unit atau 98,36 persen di antaranya merupakan usaha mikro kecil (UMK) yang pada umumnya memiliki omzet di bawah Rp2,5 miliar. Sedangkan usaha menengah besar (UMB) dengan omzet di atas Rp2,5 miliar hanya 1,64 persen.
"Ini menggambarkan bahwa perekonomian di DIY masih dibangun oleh usaha pada kalangan masyarakat menengah," kata dia.
Jika ditinjau dari sebaran jumlah unit usaha, data sementara Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman memiliki usaha terbanyak mencapai 145.442 unit atau 27,25 persen dari usaha di DIY, diikuti Bantul yang memiliki 141.362 unit usaha.
"Dua kabupaten itu memiliki potensi yang besar baik dari sisi luas wilayah maupun dari sisi jumlah penduduk sebagai salah satu input bagi suatu usaha," kata dia.
Sedangkan Kabupaten Kulonprogo tercatat memiliki jumlah unit usaha terkecil dibanding kabupaten lainnya. Kabupaten ini hanya memiliki 64.692 unit usaha atau 12,12 persen dari total unit usaha di DIY.
Priyono menilai geliat aktivitas ekonomi di DIY tidak dapat dipisahkan dari pesatnya pertumbuhan sektor jasa, khususnya jasa pendidikan dan pariwisata. Peluang ekonomi itu mendapat respons cukup kuat dari kalangan investor yang dibuktikan dengan pesatnya pertumbuhan jumlah hotel. Saat ini hotel bintang di DIY mencapai 94 unit dan hotel nonbintang 1.076 unit.
Hasil sementara Sensus Ekonomi 2016 juga memperlihatkan distribusi tenaga kerja menurut lapangan usaha didominasi oleh industri pengolahan sebesar 375.475 pekerja atau 28,39 persen dari tenaga kerja di DIY.
Selanjutnya diikuti lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 25,69 persen dan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 13,87 persen.
Mengingat Kabupaten Sleman dan Bantul memiliki jumlah unit usaha tertinggi, maka jumlah tenaga kerja yang diserap juga terkonsentrasi di dua kabupaten itu, masing-masing sebesar 31,58 persen dan 24,45 persen.
Kendati demikian, Priyono kembali menegaskan bahwa hasil sensus ekonomi tersebut masih bersifat sementara dan akan dilanjutkan dengan sensus ekonomi yang lebih mendetail dan spesifik berdasarkan jenis UMK dan UMB pada Agustus-September 2017.
"Ini baru Sensus Ekonomi 2016 awal, namun kami harapkan sudah bisa dimanfaatkan sebagai acuan perencanaan pembangunan di DIY," kata dia.***3***
(L007)
Berita Lainnya
BI diprediksi memangkas BI-Rate hingga 50 bps
Kamis, 18 April 2024 19:10 Wib
Wisatawan Malaysia paling minati berwisata ke Riau
Kamis, 4 April 2024 4:45 Wib
Wisatawan Malaysia minati kunjungi objek wisata Sumbar
Sabtu, 2 Maret 2024 8:25 Wib
Ekonomi RI inflasi 0,37 persen
Jumat, 1 Maret 2024 11:01 Wib
BPS mencatat ekonomi Kulon Progo pada 2023 tumbuh 5,65 persen
Jumat, 1 Maret 2024 6:32 Wib
IKN dongkrak ekonomi Kalimantan 5,43 persen
Senin, 5 Februari 2024 15:21 Wib
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen
Senin, 5 Februari 2024 11:25 Wib
Ekonomi RI inflasi 0,04 persen, papar BPS
Kamis, 1 Februari 2024 11:41 Wib