Pemkab harap fluktuasi harga cabai disikapi bijak

id Cabai

Pemkab harap fluktuasi harga cabai disikapi bijak

Pedagang cabai (Foto Antara)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan fluktuasi atau naik turunnya harga cabai dan bawang merah di daerah ini disikapi dengan bijak oleh berbagai pihak dan masyarakat.

"Komoditas cabai dan bawang merah itu kan ditengarai menimbulkan inflasi daerah, jadi kalau saja dua komoditas itu memang jadi isu umum yang perlu kita sikapi dengan bijak," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Jumat.

Menurut dia, bahwa produk pangan yang berbasis musiman termasuk cabai dan bawang merah itu, baik pemerintah maupun masyarakat belum memiliki teknologi penyimpanan sampai pada pemasaran komoditas pangan itu dengan baik.

"Di satu sisi barang tersebut tidak tahan lama, sehingga wajar kalau harganya fluktuatif, dan itu harus kita sikapi dengan bijak, karena komoditas itu memang produk musiman," katanya.

Dengan demikian, kata dia, sangat memungkinkan kalau harga kedua komoditas itu saling bergejolak ketika persediaan pangan di pedagang terbatas, akibat produksi panen yang kurang karena bukan merupakan musim tanaman tersebut.

"Dua komoditas itu merupakan barang yang tidak bisa disubtitusi oleh barang lain, juga produk musiman yang belum ada teknologi penyimpanan dengan baik, sehingga wajar harga naik turun, tapi di Bantul produknya cukup," katanya.

Selain bawang merah dan cabai, kata dia, harga bawang putih dalam beberapa waktu terakhir mengalami naik turun, dari yang berkisar Rp27 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram pada April naik menjadi Rp64 ribu per kg memasuki puasa.

Ia mengatakan, sedangkan pada pekan ini turun menjadi Rp58 ribu per kg, meski begitu harganya masih tinggi karena kalau dari Bulog mensyaratkan harga pada kisaran Rp38 ribu per kg.

"Itu karena distribusinya sedikit, sehingga untuk mencukupi kebutuhan harus impor. Namun kalau sudah cukupi kebutuhan Bulog baru bisa menekan harga di Rp38 ribu per. Selama Bulog belum bisa memenuhi permintaan pasar sampai optimal harga masih naik turun," katanya.***3***

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024