BPBD Bantul antisipasi kekeringan akibat kemarau

id BPBD

BPBD Bantul antisipasi kekeringan akibat kemarau

Ilustrasi--BPBD (antaranews)

Bantul (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengantisipasi kekeringan atau kesulitan air bersih yang dialami masyarakat setempat selama musim libur Idul Fitri 1438 Hijriyah.

"Kebetulan di musim libur Lebaran ini sudah memasuki kemarau, sehingga terkait antisipasi masyarakat mengalami kekeringan di daerahnya kita siapkan pasukan untuk distribusi air bersih," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Kamis.

Menurut dia, sesuai informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta bahwa musim kemarau 2017 terjadi selama tiga bulan, yaitu mulai Juni sampai Agustus, sehingga potensi kesulitan air bersih sangat mungkin terjadi.

Apalagi, kata dia, selama merayakan libur Lebaran kebutuhan air masyarakat mengalami peningkatan sehingga bisa mengurangi ketersediaan cadangan air masyarakat, sehingga kalau tidak diantisipasi bisa berakibat pada kesulitan air bersih.

"Sebenarnya musim kemarau ini kemarau basah, sehingga potensi turun hujan masih ada di beberapa tempat, sehingga potensi kekeringan tetap perlu diantisipasi. Kami juga sudah siapkan armada untuk melakukan droping air bersih," katanya.

Namun demikian, kata dia, hingga saat ini lembaganya belum mendapat laporan atau menjumpai masyarakat di wilayah Bantul yang mengalami kesulitan air atau kekeringan akibat kemarau sehingga bantuan distribusi air ke masyarakat belum dilakukan.

"Beberapa waktu lalu kami juga sudah mengundang lurah-lurah dari 22 desa yang daerahnya rawan kekeringan untuk kami minta data-data wilayah mana yang potensi kekeringan, serta kebutuhan air. Ini untuk kesiapan kami dalam menghadapi kemarau," katanya.

Dwi Daryanto mengatakan, pada tahun 2017 telah dialokasikan anggaran untuk keperluan distribusi air bersih ke masyarakat sekitar Rp40 juta, sehingga diharapkan masyarakat aktif melaporkan kondisi kekeringannya melalui lurah ataupun ke BPBD Bantul.

"Tahun ini kita di BPBD ada anggaran sebesar Rp40 juta untuk droping air tersebut, masih belum terpakai. Anggaran tersebut sama dengan tahun lalu, hanya saja di 2016 anggaran kita kembalikan ke daerah, karena tidak terpakai," katanya.

(KR-HRI)