Diy imbau masyarakat tanam tanaman serbaguna

id jambu

Diy imbau masyarakat tanam tanaman serbaguna

Ilustrasi (foto daengbattala.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat secara sukarela menanam tanaman serbaguna di pekarangan untuk mendukung perluasan hutan tanaman rakyat di daerah ini.

"Selain memberikan dampak pada luasan hutan, tanaman serbaguna bisa memperbaiki taraf ekonomi masyarakat sendiri," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Sutarto di Yogyakarta, Rabu.

Ia menyebutkan total luas hutan tanaman rakyat (HTR) di DIY berdasarkan data 2016 mencapai 74.000 hektare, sedangkan luas hutan negara 18.000 hektare.?

"Hutan tanaman rakyat merupakan kawasan hutan yang dimunculkan melalui penanaman pohon oleh masyarakat di pekarangan masing-masing secara sukarela," kata dia.

Sesuai rencana tata ruang DIY, kata dia, hutan tanaman rakyat dikembangkan di Kabupaten Sleman seperti Cangkringan, Turi, dan Pakem di Kulon Progo di Kawasan Pegunungan Menoreh, Samigaluh hingga Temon, di Kabupaten Bantul di Dlingo, Imogiri, dan Pajangan, sedangkan di Gunung Kidul hampir di seluruh kecamatan.

Dengan memprioritaskan jenis tanaman serbaguna (multipurpose trees species), menurut dia, masyarakat akan mendapatkan keuntungan timbal balik karena dapat memanfaatkan hasil secara terus menerus.

Menurut Sutarto, sejumlah tanaman serbaguna yang disarankan ditanam di pekarangan di antaranya durian, sukun, alpukat, jambu, serta melinjo. Tanaman itu dipilih karena selain menghasilkan kayu, juga berfungsi ganda misalnya daun-daunan bisa diambil untuk pakan ternak, serta buah-buahan bisa dijual.

"Buah maupun daun dapat dimanfaatkan untuk menopang perekonomian, tanpa merusak atau menebang pohonnya," kata dia.

Dengan dukungan masyarakat melalui penanaman tanaman serbaguna, Ia menargetkan luas hutan tanaman rakyat di DIY bisa mencapai 80.000 hektare pada 2020, sehingga setiap tahun harus bertambah 1.000 hektare.

"Hutan tanaman rakyat juga merupakan salah satu penentu stabilitas iklim yang belakangan semakin tidak menentu yang terbukti dengan adanya pemanasan global," kata dia.

L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024