Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengintensifkan monitoring terhadap koperasi karena dari ribuan koperasi yang ada sebanyak 15 persen masuk kategori tidak sehat.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Gatot Saptadi di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan sampai sekarang pemerintah konsentrasi untuk merehabilitasi dan menyehatkan koperasi yang ada, sedangkan 15 persen koperasi tergolong tidak sehat.
"Diusahakan ada pendampingan, bagaimana tentang manajemen, bisnis, sumber daya manusia hingga partisipasi anggota," kata Gatot.
Dia mengatakan Pemda DIY melakukan upaya memperbaiki koperasi tidak sehat. Koperasi seharusnya menjadi soko guru perekonomian seringkali dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan sesaat.
Dia mengambil contoh mendirikan koperasi hanya untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Saat bantuan diberikan, koperasi itu ditutup. "Banyak koperasi yang didirikan hanya untuk satu program bantuan," katanya.
Gatot mengatakan koperasi jika dikembangkan dengan baik seperti di Kulon Progo bisa membeli toko modern. Di DIY perekonomian ditopang oleh koperasi, karena mayoritas usaha masih berbentuk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Gunung Kidul Hidayat mengaku koperasi di Gunung Kidul banyak yang mati suri. "Kami melakukan pembinaan sehingga kembali beroperasi," katanya. ***3***
(U.KR-STR)
Berita Lainnya
MK: Dalil soal Jokowi mendukung pencalonan Gibran tidak cukup kuat
Senin, 22 April 2024 14:22 Wib
Pelatih Erik ten Hag tidak pernah mampu susun skuad terbaik Manchester United
Senin, 22 April 2024 8:25 Wib
Polres Kulon Progo mengimbau masyarakat tidak terbangkan balon udara
Minggu, 21 April 2024 10:32 Wib
MK RI tidak bakal diskualifikasi Gibran
Sabtu, 20 April 2024 21:31 Wib
Polres Bantul tidak melarang penerbangan balon udara asalkan berizin
Sabtu, 20 April 2024 17:08 Wib
Pj Wali Kota Yogyakarta tak temukan ASN bolos kerja pascalebaran
Rabu, 17 April 2024 17:37 Wib
Hizbullah dan Iran tidak siap perang
Rabu, 17 April 2024 11:12 Wib
Megawati tidak tepat beri "amicus curiae"
Selasa, 16 April 2024 19:27 Wib