Kementan matangkan peningkatan SMK PP menjadi politeknik

id SMK PP menjadi politeknik

Kementan matangkan peningkatan SMK PP menjadi politeknik

Ilustrasi panen raya padi (Foto antarafoto.com) (antarafoto.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Kementerian Pertanian terus mematangkan proses peningkatan status Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan menjadi Politeknik sebagai penyelenggara pendidikan diploma bidang ilmu pertanian terapan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Momon Rusmono di Yogyakarta, Rabu, mengatakan sebelum menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian, saat ini masih dilakukan identifikasi program studi (prodi) yang potensial dikembangkan sesuai kebutuhan di lapangan.

"Prodi harus berdasarkan analisis kebutuhan di lapangan. Setelah prodi terwujud baru akan kami usulkan ke Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi," kata Momon seusai memberi pengarahan dalam Pertemuan Guru SMK PP.

Menurut dia, ada tiga SMK PP di bawah Kementerian Pertanian yang akan dinaikkan statusnya menjadi politeknik yaitu SMK PP Banjar Baru Kalimantan Selatan, SMK PP Sembawa Sumatera Selatan, dan SMK PP Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).

Upaya transformasi itu, menurut Momon, menyesuaikan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Derah yang berimbas beralihnya kewenangan penyelenggaraan pendidikan menengah kepada Dinas Pendidikan Provinsi. "Sehingga SMK PP dibawah kementerian kami naikkan statusnya menjadi politeknik," tuturnya.

Momon mengatakan, selain menyesuaikan regulasi yang ada, Kementan saat ini memang berkomitmen mendukung visi pemerintah yang saat ini sedang gencar membentuk pendidikan vokasi untuk mencetak SDM terampil.

Apabila proses peningkatan status itu berhasil terwujud, ia meyakini model pendidikan yang akan diterapkan dengan konsep "teaching factory" atau pembelajaran yang berorientasi pada produksi itu akan mampu mencetak lulusan handal menjadi wirausahawan di bidang pertanian.

"Lulusannya nanti tidak kami arahkan untuk mencari kerja tetapi menciptakan pekerjaan di sektor pertanian," ujarnya.

Konsep "teaching factory", menurut dia, sangat potensial dikembangkan karena akan didukung dengan lahan SMK PP yang cukup luas. SMK PP Sembawa, kata dia, saat ini memiliki lahan seluas 98 hektare, SMK PP Kupang memiliki lahan lebih dari 100 hektare, dan SMK PP Banjar Baru memiliki lahan 60 hektare.

Dengan menggarap lahan yang ada, ia juga minta masing-masing politeknik ke depan memiliki ciri khas produk unggulan. Misalnya mampu menghasilkan sapi dengan bobot di atas 1 ton atau jagung tongkol empat.

Ia berharap pada September 2018, Politeknik Pembangunan Pertanian sudah bisa menerima mahasiswa baru. Saat ini, masih dilakukan proses pembekalan untuk persiapan para guru SMK PP menjadi dosen.

Dengan peningkatan status tiga SMK PP menjadi politeknik maka total ada sepuluh politeknik yang akan dimiliki Kementan karena tujuh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang tersebar di Medan, Bogor, Malang, Yogyakarta, Magelang, Gowa, serta Manokwari juga akan bertransformasi menjadi politeknik.



(T.L007)
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024