Permintaan hewan kurban di Kulon Progo turun

id sapi

Permintaan hewan kurban di Kulon Progo turun

Ilustrasi (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Permintaan hewan kurban di tingkat pedagang di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan 10 persen dibandingkan permintaan pada Idul Adha 2016.

Pedagang sapi di Kecamatan Sentolo Suparlan di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada 2016, dirinya mampu menjual hewan kurban sebanyak 200 ekor, sekarang hanya 150 ekor.

"Permintaan hewan kurban tahun ini turun. Hal ini dikarenakan banyak pesaing yang muncul dan calon kurban membeli hewan jauh-jauh hari yang dititipkan dikelompok ternak," kata Suparlan yang akrab dipanggil Olan ini.

Ia mengatakan dari 150 ekor yang dijualnya, 70 persen hewan kurban berasal dari Kabupaten Gunung Kidul. Sisa, dari Bantul, Kota Yogyakarta dan Madura (Jawa Timur). Menurutnya, kualitas daging sapi dari Madura itu dagingnya keset, kulitnya tipis. Hal sama juga untuk sapi dari Gunung Kidul.

"Pembeli calon hewan kurban mencari sapi dari Gunung Kidul dan Madura karena dagingnya keset, tidak banyak lemak. Namun demikian, sapi dari Madura kebanyakan stres karena lama di perjalanan," katanya.

Saat ini, kata Olan, harga sapi standar biasa berkisar Rp16 juta hingga Rp22 juta per ekor. Kemudian, harga sapi dengan ukuran besar di atas Rp35 juta per ekor. Ia mengakui harga sapi menjelang kurban mengalami kenaikan berkisar Rp1,5 juta hingga Rp3 juta per ekor.

"Sapi yang dicari pembeli dengan anggaran standar berkisar Rp16 juta hingga Rp22 juta. Harga tersebut sangat ringan," katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajad Purbadi mengatakan pihaknya menerjunkan tiga tim pemantau kesehatan hewan yang dibagi di tiga wilayah, yakni utara, tengah, dan selatan. Masing-masing tim beranggotakan empat orang, dan dibantu oleh dokter hewan di Puskeswan di masing-masing kecamatan.

"Tujuan pemantuan hewan kurban di tempat-tempat penampungan ini untuk memastikan kodisi kesehatan hewan kurban, cacat atau tidak sebelum disembelih," katanya. ***3***


(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024