Bantul diminta konsisten pada keberpihakan rakyat

id Bantul

Bantul diminta konsisten pada keberpihakan rakyat

Kabupaten Bantul (Foto Istimewa)

Bantul, (Antara Jogja) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan ikon yang dibangun di Taman Paseban Bantul berupa kuda lumping sebagai konsistensi keberpihakan pemerintah daerah kepada rakyat.

"Semoga semangat `Makaryo Mbangun Desa Menuju Bantul Sehat, Cerdas, dan Sejahtera yang tergambar pada ikon kuda lumping adalah konsistensi keberpihakan pemerintah daerah kepada warga yang lemah," kata anggota DPRD Bantul Setiya di Bantul, Jumat.

Menurut dia, Bupati Bantul akhirnya memilih Kuda Lumping sebagai ikon yang dipakai di Taman Paseban Bantul kawasan Kantor Pemkab yang pada Rabu (30/8) malam diluncurkan bersamaan dengan `Resepsi Penutupan Rangkaian Kegiatan HUT Ke-72 Kemerdekaan RI`.

Pihaknya sendiri tidak tahu persis, apa yang melatarbelakangi Bupati Bantul memilih Kuda Lumping sebagai ikon di Taman Paseban Bantul setelah sebelumnya digunakan sebagai ikon penyelenggaraan Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY Tahun 2017.

"Namun harapannya ada konsistensi keberpihakan kepada warga lemah yang perlu dibela dan diberdayakan, sehingga tercipta Bantul yang sejahtera dan berkeadilan," kata Anggota Komisi B DPRD Bantul ini.

Menurut dia, Kuda Lumping adalah seni tari rakyat Jawa yang menggambarkan perlawanan, dan meski bukan tradisi khas Bantul, namun Kuda Lumping sering dikaitkan dengan Perang Diponegoro (1825-1830) yang berpusat di Selarong, Pajangan, Bantul.

"Dalam perspektif lain, Kuda Lumping juga menggambarkan ekspresi perlawanan rakyat dalam ketimpangan ekonomi. Di saat sebagian orang bisa memiliki kuda, rakyat hanya bisa menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu," katanya.

Akan tetapi, kata dia, ekspresi atas kondisi ketimpangan ekonomi tersebut justru diungkapkan dengan seni pertunjukan, bukan perlawanan fisik atau tindakan destruktif lain. Dan inilah yang bisa menjelaskan, mengapa Indeks Kebahagiaan warga tinggi, meskipun angka ekonominya rendah.

"Meski ekspresi warga disampaikan secara santun melalui atraksi seni budaya, namun data menyebut angka Gini Rasio di Bantul masih cukup tinggi. Untuk 1 sebagai kesenjangan mutlak dan 0 sebagai pemerataan mutlak, Bantul di angka 0.39," katanya.***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024