Gapoktan DIY minta sosialisasi HET beras menyeluruh

id gapoktan

Gapoktan DIY minta sosialisasi HET beras menyeluruh

Petani padi (antaranews.com)

Yogyakarta (Antara) - Gabungan Kelompok Tani di Daerah Istimewa Yogyakarta berharap kebijakan penetapan beras medium dan beras premium oleh pemerintah segera disosialisasikan kepada kelompok tani secara menyeluruh untuk menghindari penipuan harga beli oleh tengkulak.

"Kami berharap semua petani tahu harga eceran tertinggi (HET) beras yang baru itu agar tidak tertipu dengan harga-harga beli yang biasanya ditetapkan tengkulak," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki Kecamatan Sanden, Bantul, Derah Istimewa Yogyakarta Sumilan di Yogyakarta, Selasa.

Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 Tentang Penentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras Kualitas Medium dan Premium, HET beras premium dan medium per 1 September 2017 ditetapkan berdasarkan zonasi. Untuk Pulau Jawa HET beras medium ditetapkan Rp9.450 per kg dan beras premium Rp12.800 per kg.

Para petani anggota Gapoktan Sumber Rejeki, menurut Sumilan menyambut baik insiatif penetapan harga beras medium dan premium tersebut.

Ia meyakini dengan HET beras yang ditentukan pemerintah mampu menyejahterakan petani sebab dengan HET tersebut para petani mendapatkan kepastian untuk menghitung harga jual beras ke tengkulak.

"Kami tidak akan tertipu karena bisa menghitung secara pasti disesauikan dengan ongkos produksi yang juga besar seperti biaya tenaga, angkut beras, hingga pupuk," kata dia.

Sebelumnya, Sumilan mengakui harga jual beras atau gabah lebih banyak mengikuti tengkulak. Apalagi banyak petani yang tidak mengetahui harga di pasaran. "Biasanya asal harga beli tengkulak bagus kami jual," kata dia.

Kendati demikian, Sumilan berharap penetapan HET tersebut juga diikuti dengan perbaikan harga pembelian pemerintah (HPP) yang digunakan Badan Urusan Logistik (Bulog) yang selama ini dinilainya masih terlalu rendah.

"Jujur kalau dibandingkan dengan harga beli dari tengkulak, masih bagus tengkulak. Selain harga belinya lebih tinggi, kami juga tidak diminta memilah-milah mana beras yang bagus atau jelek seperti yang diminta Bulog," kata dia.

Bulog telah menerapkan fleksibilitas harga dalam penyerapan beras petani dengan kenaikan harga pembelian 10 persen di atas HPP mulai 7 Agutsus 2017 hingga 31 Desember 2017.

Dengan kenaikan harga pembelian sebesar 10 persen di atas HPP, maka harga yang diberikan Bulog untuk gabah kering giling (GKG) petani yang dibeli dari semula Rp4.650 per kg menjadi Rp5.115 per kg serta pembelian beras dari semula Rp7.300 per kg menjadi Rp8.030 per kg.

(L007)