Romahurmuziy : generasi muda jangan apatis terhadap politik

id Romahurmuziy

Romahurmuziy : generasi muda jangan apatis terhadap politik

Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy saat memberikan pidato kunci dalam acara Konsolidasi Nasional Keilmuan Mahasiswa Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (15/9). (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta (Antara) - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengimbau generasi muda tidak bersikap apatis terhadap politik di negeri ini melainkan ikut berperan memperbaiki kualitasnya.

"Karena apatisme itu tidak akan memengaruhi siklus pemilu yang akan tetap digelar lima tahun sekali," kata Romahurmuziy saat memberikan pidato kunci dalam acara Konsolidasi Nasional Keilmuan Mahasiswa Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat.

Menurut Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, selama masih menerapkan sistem demokrasi, politik tetap menjadi panglima dalam menghadirkan pemimpin di Indonesia.

Dalam konteks itu, generasi muda yang memiliki intelektualitas dan integritas seharusnya ikut hadir mewujudkan politik yang ideal.

"Karena dalam sistem demokrasi, politik adalah panglima sehingga para politisi akan tetap menjadi pemimpin. Para politisilah yang menentukan hitam putih bangsa Indonesia di masa depan," kata dia.

Menurut dia, dalam era demokrasi saat ini, satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan adalah terus memperbaiki kualitas partai politik. Idealnya partai politik diisi oleh orang-orang yang memiliki keilmuan, berintegritas, serta visioner.

Namun demikian, menurut Romi, aspek ideal dalam politik itu masih sulit diwujudkan selama tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat masih rendah yang pada akhirnya masih memberikan peluang bagi praktik politik uang.

"Sehingga yang terpilih dan mengisi partai politik pada akhirnya adalah orang-orang yang merasa selesai dengan membeli suara," kata dia.

Oleh sebab itu, menurut dia, generasi muda khususnya mahasiswa yang memiliki semangat, intelektual dan daya kritis yang tinggi sebaiknya tidak apatis terhadap politik.

Melalui politik, mereka sebaliknya justru dapat menggunakannya sebagai instrumen untuk menentukan nasih bangsa dan negara di masa mendatang."Mereka harus hadir sebagai akselerator perbaikan kualitas politik di Indonesia," kata dia.

(L007)